Cerita Erick Thohir Bertemu Wasit Liga 2 yang Beralih Jadi Penjual Kembang Tahu - Beritasatu
Cerita Erick Thohir Bertemu Wasit Liga 2 yang Beralih Jadi Penjual Kembang Tahu
Minggu, 19 Februari 2023 | 07:34 WIB
Oleh: Agnes Valentina / CAH

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir mengatakan taraf hidup para wasit di Indonesia, salah satu contoh Jakarta masih sangat susah dan jauh dari kesan baik.
Erick Thohir menuturkan dirinya sempat menemui Kohar, wasit Liga 2 di kediamannya. Kohar kini beralih menjadi pedagang kembang tahu setelah kompetisi Liga 2 dihentikan oleh PSSI.
"Hari ini saya buktikan, saya ketemu wasit liga 2 yang namanya Kohar. Rumahnya kecil, berdagang kembang tahu. Artinya apa? Kalau kita mau bicara yang namanya perbaikan sistem perwasitan nasional salah satunya wasitnya pun harus kita perhatikan terlebih dahulu. Ini yang menjadi kunci,"ungkap Eric Thohir di GBK Arena, Senayan Jakarta Pusat, Sabtu (18/2/2023).
"Pendapat Kohar, wasit liga 2, sehari-hari dia juga berjualan kembang tahu dengan pendapatan Rp 200.00 sehari. Itu pendapatan kotor bukan bersih, sewa rumah di Jakarta sebulan Rp 700.000. Istrinya bekerja sebagai tambahan di PAUD. Gajinya berapa ? Rp 900.000 pertahun," katanya.
Eric mengatakan para wasit liga 2, sekali tiup dalam pertandingan mendapatkan Rp 5.500.000. Kemudian, saat dirinya bertanya dan dan berdiskusi kembali dengan seluruh stakeholder PSSI, dia berkeinginan untuk bisa memberikan peluang yang lebih banyak dalam pertandingan..
"Minimal mereka harus 15-20 tahun per musim, tidak 5 - 7 kali Saja. Itu yang kami akan perbaiki, ayo kita berikan asuransi. Kami akan kasih asuransi nanti. Tetapi kembali kalau liganya gak jalan gak ada tuh tiupan," tuturnya.
Oleh karena itu, isu suporter juga menjadi hal utama dalam hal tersebut. Ini disebabkan banyak hal-hal yang mengkhawatirkan.
"Tidak menyalahkan suporter, atau pihak kepolisian. Itu semua warga Indonesia yang punya keluarga di rumah masing-masing," jelasnya.
Kalau ada polisi yang terkena batu ada istrinya. Kalau ada supoter yang kena apa-apa ada keluarganya. Sama halnya seperti wasit, rumahnya sederhana, pendapatannya tidak banyak, mereka ada keluarga dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.
"Ayo kita kasih empati, jangan selalu kita salahin wasit, wasit, wasit tetapi kita hadir di belakang mereka untuk menjaga mereka," imbuhnya.
Erick menekankan untuk tidak lagi menyalahkan wasit. "Artinya apa, yess teknologi. Tetapi, teknologi tanpa manusia nya sama aja bohong. Karena itu kami akan mendorong perbaikan perwasitan, sistem pertandingan baru kami hitung-hitungan," jelasnya.
Lalu, Erick meminta agar media ikut memberikan dorongan bukan persepsi yang seakan-akan sepak bola salahnya wasit.
"Ayo hadir kehidupan sehari-hari, ini baru di Jakarta loh bung. Expo yang hadir semua, ibu bapak , waketu, ini yang kita dorong apa sejak awal ? Empati...," Tandasnya.
Dia menambahkan dalam mengambil keputusan harus PSSI harus pakai hati, bukan pake kekuasaan.
"Kami nih exponya, kami nih penguasa nya, kami nih harus mengambil keputusan berdasarkan data dan fakta. Dan solusi yang kita berikan bukan hanya Keputusan arogansi yang kita putuskan," tutupnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
TAG:
[Category Opsiin, Media Informasi, Arena, Sepak Bola, Sepak Bola Indonesia]