Mengenang Hillsborough 1989: Tragedi yang Ubah Wajah Sepak Bola Inggris - Sportstars
Mengenang Hillsborough 1989: Tragedi yang Ubah Wajah Sepak Bola Inggris - Sportstars.Id
Lampaui Tragedi Hillsborough, Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Tewaskan 127 OrangMALANG – Tragedi memilukan baru saja terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Tragedi tersebut lantas mengingatkan kita kepada kejadian serupa yang sangat memilukan dalam sejarah sepak bola Inggris.
Kejadian tersebut dikenal dengan Tragedi Hillsborough. Pada tanggal 15 April 1989, kandang klub Sheffield Wednesday bernama Stadion Hillsborough menjadi venue laga semifinal Piala FA antara Liverpool vs Nottingham Forest.
Laga tersebut menjadi magnet bagi ribuan massa dari kedua tim. Namun, laga yang seharusnya berjalan atraktif justru berubah mengerikan. Sebanyak 96 suporter Liverpool dilaporkan meninggal dunia akibat insiden di salah satu tribune stadion. Sementara itu, 766 orang lainnya mengalami luka-luka.
Itu merupakan insiden terbesar dalam acara olahraga di Inggris. Sebagai informasi, kedua tim sejatinya bermain di tempat netral. Suporter Nottingham ditempatkan di tribun Utara dan Timur, sedangkan Liverpool berada di tribun selatan dan Barat. Tribun itu dinamai Leppings Lane.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Banjir Ucapan Belasungkawa dari Sepak Bola Dunia
Sport Stars
01:45
Lampaui Tragedi Hillsborough, Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Tewaskan 127 Orang
Sport Stars

Penempatan suporter di tribun inilah yang menjadi pemicu insiden tersebut. Tribun Leppings Lane diketahui memiliki kapasitas yang lebih sedikit dibandingkan dengan tribun untuk Nottingham. Hal itu cukup mengherankan, mengingat Liverpool memiliki basis fans yang lebih besar daripada tim lawan.
Dilansir dari BBC, banyak suporter Liverpool yang akhirnya kesulitan masuk ke dalam Leppings Lane saat laga dimulai. Hal itu disebabkan tribun tersebut dilengkapi pintu masuk yang minim. Suporter di dalam tribun pun berdesakan.
Situasi itu sejatinya sudah disadari oleh pihak kepolisian yang mengamankan laga. Permintaan sempat diajukan untuk menunda sepak mula, tetapi Kepala Polisi Sheffield bernama David Duckenfield yang memimpin pengamanan di Hillsborough saat itu menolak permintaan tersebut.
Dia justru memerintahkan untuk membuka pintu C alias pintu untuk keluar. Keputusan itu berakibat fatal, sebab suporter Liverpool yang mengakses lewat pintu C membuat tribun semakin sesak. Ada sekitar 25 ribu suporter Liverpool yang mencoba masuk, sedangkan bagian 3 dan 4 tribun hanya menampung 2.200 orang.
Situasi itu membuat tribun benar-benar berisi lautan manusia. Korban pun berjatuhan karena tidak kuat berdesakan. Tragedi itu disorot publik dunia. Pada akhirnya, tragedi itulah yang membuat Liga Inggris berbenah. FA mengubah tribun berdiri menjadi tribun duduk agar suporter lebih bisa dikontrol.
Selain itu, mereka menghilangkan pagar yang membatasi tribun dan lapangan untuk mengantisipasi jika tribun kelebihan kapasitas. Mereka juga memberikan hukuman yang lebih tegas kepada suporter yang bertindak anarkis. Adapun perubahan secara masif diharapkan terjadi di Liga 1 setelah adanya tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menelan 153 korban jiwa baru-baru ini.
Editor : Furqon Al Fauzi
[Category Opsiin, Media Informasi, Arena, Sepak Bola Internasional]
[Tags Featured, Tragedi Hillsborough]