Iwan Bule: Saya Siap Korbankan Harga Diri Demi Sepakbola
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Bola – Mochamad Iriawan atau yang akrab disapa Iwan Bule menjabat sebagai Ketua Umum PSSI sejak akhir 2019. Masa jabatannya akan habis pada 2023 mendatang. Sejak menjabat, tidak mudah baginya untuk langsung bekerja dan mewujudkan keinginan memajukan sepakbola nasional. Sebabnya tak lain adalah datangnya pandemi COVID-19 ke Indonesia.
Liga 1 2020 harus terhenti setelah sempat digulirkan. Begitu juga dengan kompetisi Liga 2 dan Liga 3. Peraturan ketat dari Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi penyebaran pandemi COVID-19 memaksa sejumlah kompetisi dari berbagai cabang olahraga di Indonesia harus patuh. Tidak boleh ada lagi kerumunan orang yang berisiko tinggi menyebabkan penularan.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Iwan Bule
- VIVA/M Ali Wafa
Nyaris dua tahun sepakbola nasional mati suri. Tidak adanya kompetisi berarti PSSI tak memiliki pemasukan. Sedangkan mereka dituntut untuk mempersiapkan sejumlah Timnas Indonesia yang sudah dinanti agenda internasional. Yang paling difokuskan tentunya Indonesia U-19 yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Di saat kondisi finansial PSSI yang tak menentu, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menjadi penyelemat. Dengan titah dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, akhirnya dana untuk mengirim Indonesia U-19 menjalani pemusatan latihan di luar negeri diberikan. Pelatih Shin Tae-yong memboyong anak asuhnya ke Kroasia.
"Kita kemarin setahun delapan bulan tidak ada kompetisi. Itu artinya tidak ada finansial. Dari mana uangnya Timnas U-19 yang kemarin ke Kroasia dan segalanya macam, kalau bukan dari pemerintah," kata Iriawan dalam acara The Interview VIVA.co.id.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Iwan Bule
- VIVA/M Ali Wafa
"Pak Jokowi, saya berterima kasih kepada beliau yang melalui Pak Menpora, sehingga kita dibantu. Sehingga masih bisa Timnas U-19 latihan dan membanggakan. Orang-orang luar menyampaikan, wah hebat Indonesia, orang lain pandemi COVID-19, masih bisa latihan. Saya bilang, ini Indonesia, negara kaya, makmur, dan sejahtera," imbuhnya.
Apa yang diberikan oleh Pemerintah kepada PSSI, menurut Iriawan tak lepas dari hubungan baik. Dia dan Menpora Zainudin Amali memang kerap terlihat mesra. Bukan cuma soal Timnas Indonesia yang difasilitasi, tapi juga kebutuhan PSSI akan digulirkannya kompetisi. Amali turun tangan langsung membantu melakukan lobi kepada pihak terkait agar izin kompetisi bisa diberikan.
Sejak awal mencalonkan diri menjadi Ketum PSSI, Iriawan memang sudah berjanji akan membawa federasi bersinergi dengan pemerintah. Dia dan Amali sudah berkawan sejak lama, tapi jika memang nantinya harus mengorbankan harga diri demi kemajuan sepakbola nasional, mantan Kapolda Jawa Barat itu menegaskan kesiapan.
Ketum PSSI, Mochamad Iriawan bersama Brigjen Pol, Hendro Pandowo
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
"Kebetulan beliau adalah sahabat lama saya. Saya juga sampaikan ke pemegang suara (PSSI) waktu Kongres, siapa pun Menpora-nya, saya akan betul-betul bisa bersinergi. Bahkan saya bilang, saya siap mengorbankan harga diri saya apabila mau ketemu Menpora itu susah," tuturnya.
"Tapi rupanya tidak juga, karena mungkin Menpora juga mengerti. Itu komitmen saya terhadap sepakbola. Saya siap menunggu, katakan Menpora lagi rapat, tunggu saja di ruangan. Siap saya, demi sepakbola. Yang tadinya mungkin saya bisa langsung ketemu beliau saja seperti waktu di DPR dan segala macam. Tapi beliau mengerti. Sekarang telepon saja bisa, itulah keakraban saya dengan Pak Menpora, dan memang gunanya banyak sekali," imbuhnya.
Semangat saling bersinergi ini yang sempat hilang dari PSSI dan Pemerintah di era sebelumnya. Bahkan publik lebih sering mendengar kedua belah pihak saling mengkritik. Bagi Iriawan, itu tidak boleh terjadi lagi.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan Menpora Zainudin Amali.
- /www.pssi.org
"Kita saling menghargai, saling mendukung, dan saling membantu. Bagaimana membangun sepakbola. Sepakbola ini adalah hiburan rakyat yang luar biasa. Kecintaan rakyat kepada cabang olahraga sepakbola hampir 70 persen di Indonesia. Bisa jadi pemersatu bangsa juga," jelas Iriawan.
Komentar