3 Alasan Kenapa Erik Ten Hag Perlu Ubah Pakem Manchester United Ke Tiga Bek - Goal
3 Alasan Kenapa Erik Ten Hag Perlu Ubah Pakem Manchester United Ke Tiga Bek

Setidaknya, ada tiga alasan mengapa Manchester United perlu beralih ke skema tiga bek bila mencermati situasi Harry Maguire belakangan ini.
Manchester United babak beluar di dua laga awal Liga Primer Inggris di bawah rezim Erik ten Hag. Setelah membuka kampanye 2022/23 dengan kekalahan dari Brighton 2-1, terbaru Setan Merah dikangkangi Brentford empat gol tanpa respons.
Dua kekalahan ini benar-benar mengekspos bobroknya lini belakang skuad ten Hag, kendati klub sejatinya baru saja mendatangkan pemain terbaik Eredivisie Belanda 2021/22 yang merupakan eks bek Ajax, Lisandro Martinez.
Duet kapten Harry Maguire dan Martinez berjalan tak sesuai ekspektasi di jantung pertahanan tim. Bahkan diakui bek Inggris itu, dia sulit klop dengan Si Tukang Jagal Amsterdam.
Namun, terlepas dari hubungan keduanya yang baru terbilang seumur jagung, publik juga tidak abai dengan Maguire yang seakan menjadi titik lemah Man United lantaran mudahnya dia diterjang sektor penyerangan Brighton dan Brentford.
Di laga berikutnya, bila ten Hag cermat dengan isu ini, seharusnya dia berupaya mengubah sistem di lini belakangnya. Paling tidak menjajal memainkan tiga bek. Mengapa? Ada tiga alasan.
Maguire lamban
Memainkan tiga bek semata demi menutupi sisi lambannya Maguire dalam mengawal lini belakang Man United.
Kerap kali, ketika berhadapan dengan lawan-lawan yang punya agresivitas tinggi, sang kapten tampak kelimpungan. Dengan keberadaan barisan tiga bek di jantung pertahanan, peran Maguire bisa menjadi lebih ringan dengan bantuan dua defender lainnya.
"Man United perlu bermain dengan tiga bek. Maguire, saya tidak ingin terus memasang dia [di skema back-four]," ungkap legenda Arsenal Paul Merson di Sky Sports.
Dia menambahkan: "Maguire tidak bisa berlari, Anda perlu bermain dengan lima pemain [tiga di jantung pertahanan] di lini belakang," jelas legenda Arsenal Paul Merson.
Getty1 vs 1 = ambyar
Situasi satu lawan satu menjadi tidak ideal bagi duet Maguire dan Martinez saat ini.
Maguire seringkali kalah saat adu lari atau bisa dengan mudah dikelabui lawan yang memiliki teknik aduhai.
"Ketika dia bermain di barisan empat, dia tidak bisa melejit dan melebur dengan yang lainnya, sebab jika dia harus berhadapan satu lawan satu, dia akan keteteran," analisa Merson.
Sementara Martinez, semua mafhum, tinggi badan dia menjadi satu persoalan tersendiri ketika berhadapan dengan penyerang-penyerang Liga Primer yang terbilang tinggi.
"Harry Kane, Erling Haaland, Darwin Nunez, Chris Wood, Aleksandar Mitrovic, Danny Welbeck, pemain-pemain ini, jika saya jadi mereka, saya akan menyerang dia [Martinez] ketika bola melebar," ulas legenda Man United Rio Ferdinand, mengenai titik lemah Martinez.
Karenanya, dengan menambah satu palang pintu lagi di jantung pertahanan, Man United punya banyak opsi ketika salah satu dari mereka menghadapi situasi satu lawan satu.
Ferdinand bahkan menyarankan duo "Raphael Varane dan Maguire ada di pos bek sentral". Sehingga, Martinez bisa lebih fokus menjadi sosok destroyer di lini defensif.
Getty/GOALMaguire sukses di skema tiga bek
Menariknya, Maguire lebih terlihat menikmati perannya dalam skema tiga palang pintu. Hal ini sudah dia buktikan ketika tampil solid bersama timnas Inggris di Euro 2022 lalu, seiring manajer Gareth Southgate mengedepankan pakem back-three.
Di turnamen itu, Maguire membawa The Three Lions keluar sebagai runner-up.
Barangkali, ten Hag perlu menjajal trio Varane-Martinez-Maguire di laga berikutnya mengingat kesuksesan sang kapten membentuk tembok kukuh di timnas.
"Bermain dengan tiga bek, maka Maguire adalah pemain yang sangat luar biasa. Merebut bola, dia bisa memainkan passing, dia benar-benar jadi seorang bek dan dia bisa menjadi lebih rapat," beber Merson.
Kabar baiknya, skema tiga bek juga bukan "mainan" baru bagi ten Hag, karena dia juga beberapa kali menerapkan sistem itu dalam lima tahun kampanye suksesnya bersama Ajax.