Sering Sambangi Thailand & Singapura, Mengapa Manchester United Tak Datangi Indonesia? | Goal
Sering Sambangi Thailand & Singapura, Mengapa Manchester United Tak Datangi Indonesia? | Goal.com

Meski tanpa trofi dalam lima musim terakhir, perolehan poin terburuk klub di era Liga Primer Inggris musim lalu, dan gagal lolos ke Liga Champions, keseksian Manchester United di mata Asia tidak pernah habis.
Pada pramusim kali ini, Man United menyambangi Thailand. Setan Merah melakoni satu laga menghadapi rival domestik Liverpool yang menghasilkan kemenangan 4-0 di Stadion Rajamangala, Bangkok pada 12 Juli lalu.
Man United memang selalu memiliki banyak pengikut di seluruh Asia dan persentase pendapatan hak siar yang besar khususnya di Asia Pasifik. Tentu, ajang tur pramusim ini bukan untuk akan menghasilkan uang dalam jangka pendek.
Ya, fans Man United jadi salah satu yang terbilang turun-temurun. Generasi X menurunkan ke Generasi Milenial yang kemudian “menginspirasi” atau “menggagitasi” Generasi Z untuk turut mengikuti jejak mereka. Entah dalam hubungan kakak-adik, ayah-anak, atau paman-keponakan misalnya.
“Kehadiran kami [di Asia] memungkinkan kami untuk berurusan dan memiliki hubungan dengan perusahaan multinasional,” ucap mantan CEO Man United, David Gill.
”Kehadiran itu memungkinkan kami untuk memiliki penghasilan tambahan yang kemudian diinvestasikan kembali ke klub. Juga memungkinkan kami untuk lebih dekat dengan para fans,” tambahnya.
Saingan United di Asia terbilang sedikit. Real Madrid dan Barcelona lebih suka ke Amerika Serikat yang merupakan kantung Hispanik. Masa kejayaan Italia datang pada 1990-an, tapi Serie A atau liga lainnya tidak pernah mampu menembus pasar Asia seperti yang dilakukan Liga Primer Inggris dan Manchester United dalam 15 tahun terakhir ini.
Masalahnya, fans Man United di Indonesia masih belum akan bisa menyaksikan langsung aksi tim kesayangannya berlaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Manchester United belum lagi membuka wacana mengunjungi Indonesia sejak jadwal tur pramusim mereka ke Tanah Air pada 2009 terpaksa dibatalkan imbas aksi terorisme.
Pada Januari 2009, manajemen Man United mengumumkan bakal menjalani tur Asia ke empat negara, yaitu Malaysia, Indonesia, Korea Selatan, dan Tiongkok.
Wayne Rooney, Paul Scholes, hingga Ryan Giggs menghuni skuat United kala itu. Di Indonesia, skuat arahan Sir Alex Ferguson dijadwalkan melawan tim Indonesia All Star yang diperkuat Bambang Pamungkas, Boaz Solossa, dll.
Setelah pengumuman tersebut, euforia langsung terasa di Indonesia. Itu terbukti dengan 77 ribu lembar tiket yang ludes terjual.
Tapi, enam bulan kemudian gegap gempita tersebut berubah menjadi nestapa.
Sehari sebelum kedatangan rombongan Man United yang direncanakan pada 18 Juli 2009, ledakan bom terjadi di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Kejadian menggegerkan tersebut menewaskan 9 orang dan melukai lebih dari 50 orang lainnya, baik warga Indonesia maupun warga asing.
Skuat United memang diagendakan menginap di Ritz Carlton. Sementara tim Indonesia All Star yang menginap di JW Marriott kala itu beruntung karena telah berangkat ke tempat latihan di kawasan Senayan beberapa saat sebelum kejadian.
Secara spesifik, teroris yang mendalangi peristiwa biadap tersebut, yakni Noordin M Top, menyatakan bahwa bom yang diledakkannya itu bertujuan untuk menggagalkan kedatangan Man United ke Indonesia.