3 Alasan Indonesia Batal ke EAFF Usai AFF Balas Protes PSSI - CNN Indonesia

  

3 Alasan Indonesia Batal ke EAFF Usai AFF Balas Protes PSSI

CNN Indonesia
Minggu, 31 Jul 2022 06:30 WIB
Berikut tiga alasan Indonesia tidak jadi bergabung ke EAFF seperti yang pernah didengungkan netizen beberapa waktu lalu.
Laga Piala AFF U-19 2022 jadi pangkal masalah rumor Indonesia merapat ke EAFF. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Langkah PSSI mengikuti saran netizen bergabung ke Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (EAFF) sangat mungkin gagal. Berikut tiga alasan Indonesia tidak jadi bergabung ke EAFF.

Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) baru saja menyatakan sikap soal laga Vietnam U-19 vs Thailand U-19. Menurut mereka tak ada yang salah dari pertandingan Piala AFF U-19 2022 antara Thailand dan Vietnam.

Padahal semula PSSI mengirim surat protes kepada AFF lantaran kecurigaan pencorengan noda fair play pada laga Vietnam vs Thailand di edisi terakhir Piala AFF U-19. Lantaran dugaan tindakan tak sportif itu muncul pula saran agar Indonesia meninggalkan AFF dan bergabung dengan EAFF.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi

Dengan bergabung ke EAFF, PSSI ingin menjajal lawan yang lebih kompetitif seperti Jepang, Korea Selatan, dan China. Komunikasi dengan pihak EAFF kabarnya sudah dijalin, kendati demikian ada proses lanjutan yang harus dijalani PSSI jika ingin merapat ke Asia Timur.

Di satu sisi, PSSI perlu mengkaji segala plus dan minus jika pindah federasi. Bukan tak mungkin wacana bergabung ke EAFF berhenti di tengah jalan.

Berikut tiga alasan Indonesia bisa gagal ke EAFF:

Konsekuensi Politik

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menepis anggapan pihaknya resmi mengajukan keluar dari AFF demi bisa bergabung ke EAFF.

Ia menyebut pindah federasi hanya sebatas opsi yang bisa dilakukan PSSI untuk meningkatkan level kompetitif Skuad Garuda.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengisyaratkan aspek politik menjadi salah satu pertimbangan PSSI jika keluar dari AFF.

Sebab, AFF dan Persatuan Negara Asia Tenggara (ASEAN) saling beririsan. Negara anggota kedua lembaga itu pun nyaris sama. Bukan tak mungkin hengkangnya PSSI akan berdampak ke hubungan diplomatik antarnegara ASEAN.

"Kami harus mengkaji, menganalisa, tidak bisa secepat itu kami putuskan. Ini perkumpulan [negara] ASEAN, secara politis kami bersama-sama [mereka]. Tapi kami berterima kasih kepada netizen, suporter, dan penggemar Timnas," kata Iriawan.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>

EAFF dan AFF Terpisah Jarak hingga Biaya 

Berikut tiga alasan Indonesia tidak jadi bergabung ke EAFF seperti yang pernah didengungkan netizen beberapa waktu lalu.

M Iriawan mengaku telah mengomunikasikan rencana PSSI berinduk ke EAFF. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Bentang Jarak

Jarak geografis bisa menjadi salah satu batu pengganjal PSSI jika ingin bergabung dengan EAFF. Sebab lokasi Indonesia dengan anggota negara-negara EAFF lainnya lebih jauh dibandingkan AFF.

Jarak terdekat adalah ke Hong Kong yakni 3.269 km. Sementara yang terjauh adalah Beijing (China) yaitu 7.198 km. Itu baru dari jarak, belum dari waktu penerbangan.

Waktu penerbangan paling sedikit adalah Jakarta ke Hong Kong dengan rata-rata lima jam di udara. Sementara yang paling lama adalah penerbangan dari Jakarta ke ibukota Kepulauan Mariana Utara dengan rata-rata 13 jam 40 menit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jarak yang jauh akan berpengaruh pada kondisi fisik pemain dalam menjalani kompetisi. Hal itu membuat persiapan Timnas Indonesia bisa lebih panjang untuk mengembalikan performa pemain.

Selain itu penggawa Skuad Garuda juga butuh adaptasi dengan situasi negara yang cenderung jauh berbeda. Cuaca dan iklim yang tidak seperti kebanyakan negara Asia Tenggara akan menyulitkan pemain mengeluarkan performa terbaiknya.

Banner Testimoni

Biaya Selangit

Pengeluaran perlu menjadi pertimbangan bagi PSSI untuk berpikir dua kali jika ingin bergabung dengan EAFF. Sebab biaya yang dikeluarkan diperkirakan bakal lebih tinggi jika ikut berkompetisi di negara-negara Asia Timur.

Salah satu contohnya adalah penerbangan dari Jakarta ke Saipan (Kepulauan Mariana Utara) dengan ongkos tiket paling murah seharga Rp11,9 juta. Jadwal penerbangan pun cukup langka dan tidak tersedia setiap waktu.

Sementara penerbangan termurah adalah ke Hong Kong dengan harga tiket berkisar di angka Rp2 juta. Biaya tersebut sama seperti rata-rata ongkos ke negara Asia Tenggara.

(ikh/nva)

HALAMAN :



Baca Juga

Komentar

Opsi Arena

 Pusatin Sports 


 Postingan Lainnya 

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita