Efek Rotasi Brutal Didier Deschamps, Timnas Perancis Tak Berkutik di UEFA Nations League - Tribunnews

 

Efek Rotasi Brutal Didier Deschamps, Timnas Perancis Tak Berkutik di UEFA Nations League - Halaman all

Bek Prancis Raphael Varane (tengah) berbicara dengan pelatih Prancis Didier Deschamps saat ia meninggalkan lapangan setelah cedera saat pertandingan final Liga Bangsa-Bangsa antara Spanyol dan Prancis di stadion San Siro di Milan, pada 10 Oktober 2021.
Bek Prancis Raphael Varane (tengah) berbicara dengan pelatih Prancis Didier Deschamps saat ia meninggalkan lapangan setelah cedera saat pertandingan final Liga Bangsa-Bangsa antara Spanyol dan Prancis di stadion San Siro di Milan, pada 10 Oktober 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Timnas Perancis berstatus sebagai juara bertahan di panggung UEFA Nations League 2022.

Hanya saja performa yang diperlihatkan Timnas Prancis tidak selayaknya tim yang berstatus sebagai juara bertahan.

Tim berjuluk Les Bleus itu bahkan seakan tak berkutik dalam melakoni perjalanannya di panggung UEFA Nations League edisi kali ini.

Timnas Prancis malah jadi bulan-bulanan dan kalah bersaing melawan tim seperti Denmark, Kroasia, dan Austria di Grup A.

Tim besutan Didier Deschamps tercatat belum pernah meraih kemenangan dalam empat laga yang dilakoni serta terdampar di dasar klasemen.

Timnas Prancis sejauh ini baru mengoleksi dua poin saja, terpaut tujuh angka dari Denmark yang berstatus sebagai pemuncak klasemen.

Dengan menyisakan dua laga, Timnas Prancis terancam gagal lolos ke babak berikutnya.

Situasi pelik tersebut seakan menjadi sinyal bagi Perancis dimana mereka harus segera berbenah memperbaiki performanya.

Apalagi tak kurang dari lima bulan lagi, Perancis yang juga berstatus sebagai juara bertahan akan tampil di panggung Piala Dunia 2022, November mendatang.

Alhasil pembenahan performa wajib dilakukan Timnas Perancis sebelum menyesal di akhir cerita nantinya.

Bek Prancis Raphael Varane (tengah) berbicara dengan pelatih Prancis Didier Deschamps saat ia meninggalkan lapangan setelah cedera saat pertandingan final Liga Bangsa-Bangsa antara Spanyol dan Prancis di stadion San Siro di Milan, pada 10 Oktober 2021. (FRANCK FIFE / AFP)

Jika ditelisik lebih dalam, barangkali salah satu penyebab terpuruknya performa Timnas Perancis dalam gelaran UEFA Nations League adalah rotasi brutal Deschamps.

Deschamps selaku juru taktik seakan selalu mencoba resep baru dalam meracik timnya dengan komposisi pemain yang berbeda setiap laga.

Pelatih asli Perancis itu seakan ingin memberi waktu bermain yang merata kepada para pemainnya yang masuk skuat Les Bleus.

Kualitas merata yang dimiliki skuat Perancis seakan menjadi alasan ideal bagi Deschamps untuk menerapkan rotasi tersebut.

Hal itu terasa wajar mengingat setiap posisi pemain dalam skuat Timnas Perancis memiliki kualitas yang tak kalah bagus antara tim inti dan cadangan.

Penjaga gawang Prancis Hugo Lloris menendang bola saat pertandingan sepak bola Grup F UEFA EURO 2020 antara Hongaria dan Prancis di Puskas Arena di Budapest pada 19 Juni 2021. (FRANCK FIFE / POOL / AFP)

Sebagaimana misal posisi kiper yang selama ini ditempati Hugo Lloris, kini sudah ada sosok Mike Maignan sebagai pelapisnya.

Bek tangguh seperti Ibrahima Konate, Presnel Kimpembe, Lucas Hernandez, Jules Kounde, hingga Raphael Varane bisa tampil secara bergantian.

Bek sayap juga tak kalah apik dengan keberadaan pemain semacam Theo Hernandez, Benjamin Pavard, hingga Lucas Digne.

Di lini tengah, nama pemain muda semacam Matteo Guendouzi, Aurélien Tchouaméni, hingga Christopher Nkunku menjadi andalan baru skuat Les Bleus.

Karim Benzema dan Kylian Mbappe yang tampil meledak bersama klubnya menjadi duet yang mematikan Timnas Perancis.

Dengan kondisi skuat mewah yang dimiliki Timnas Perancis, nyatanya mereka justru kesulitan meraih kemenangan di panggung UEFA Nations League.

Rotasi brutal yang barangkali diterapkan Deschamps yang selalu rutin mengganti pemain starternya dalam setiap laga bisa jadi penyebabnya.

Seperti saat menelan kekalahan melawan Kroasia, Selasa (13/6/2022) dinihari tadi, Deschamps berani menurunkan Jules Kounde sebagai bek sayap kanan.

Duet Guendouzi dan Kamara di pasang pada pos lini tengah, sementara Rabiot secara tak terduga main di sayap kiri.

Hal itu seakan menunjukkan bahwa rotasi brutal yang diterapkan Deschamps barangkali belum berjalan dengan baik.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Baca Juga

Komentar

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita