Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bulu Tangkis Bulu Tangkis indonesia Featured Thomas Cup Thomas-Uber Cup Uber Cup

    Sejarah Piala Thomas dan Uber - Sportstars

    6 min read

     

    Sejarah Piala Thomas dan Uber



    By sportstars.id
    sportstars.id
    5 min

    AJANG Piala Thomas dan Uber adalah kejuaraan bulu tangkis beregu yang bergengsi. Thomas Cup atau Piala Thomas adalah turnamen yang mempertemukan tim bulu tangkis putra terbaik di dunia. Sedangkan Uber Cup atau Piala Uber diperuntukkan khusus bagi tim bulu tangkis putri terbaik di dunia. Lalu bagaimana sejarah kedua turnamen ini?

    Nama Thomas Cup diambil dari nama pemain legendaris bulu tangkis serta Ketua IBF (International Badminton Federation) pertama asal Inggris, Sir George Alan Thomas. Dia mengusulkan kejuaraan regu putra pada 1939, lima tahun setelah IBF didirikan. 

    Namun, usulan tersebut gagal karena pecahnya Perang Dunia II. Untungnya, usul tersebut tak hilang begitu saja.  Pada 1946, rapat dewan merencanakan menggelar kejuaran tersebut pada 1948-1949.

    Piala Thomas pertama kali digelar di Preston, Lancashire, Inggris. Awalnya Piala Thomas ini dilakukan dengan format best of nine, terdiri dari lima partai  tunggal serta empat partai ganda.

    Saat itu, kepesertaan dibagi dalam empat zona, yaitu Pan Amerika, Asia, Australia, serta Eropa. Kejuaraan ini awalnya dilaksanakan tiga tahun sekali. Pada final pertama Thomas Cup, Malaysia menjadi negara pertama yang memboyong Piala Thomas usai mengalahkan Denmark dengan skor 8-1.

    Sementara Uber Cup, namanya berasal dari nama pebulu tangkis legendaris asal Inggris, Betty Uber. Awalnya, Piala Uber dilangsungkan setiap tiga tahun sekali. Kala itu, Piala Uber digelar dengan mempertandingkan tiga partai tunggal dan empat partai ganda.

    Piala Uber pertama kali diselenggarakan pada 1957 dengan Amerika Serikat sebagai juaranya. Ketika itu, AS mengalahkan Denmark dalam pertandingan di Lancashire, Inggris. Pada 1984, terjadi perubahan format Piala Uber. Jumlah pertandingan dikurangi sehingga hanya mempertandingkan tiga partai tunggal dan dua partai ganda. Format ini pun bertahan sampai saat ini.

    Pada 1984, Kejuaraan Thomas dan Uber akhirnya dijadikan satu. Sejak itu pula, Thomas dan Uber Cup diadakan bersamaan setiap dua tahun sekali.

    Keikutsertaan Indonesia dalam Piala Thomas dan Uber

    Tim putra Indonesia berhasil meraih gelar juara untuk ke-14 kalinya pada ajang Piala Thomas 2020, Minggu 17 Oktober 2021, di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Di babak final, Jonatan Christie dan kawan-kawan mengalahkan China dengan skor 3-0. 

    Indonesia sendiri menanti 19 tahun untuk memenangi gelar ke-14 tersebut. Pasalnya, Indonesia terakhir kali meraih Piala Thomas pada 2002. 

    Sekadar informasi, Indonesia pertama kali meraih gelar Piala Thomas pada 1958 di Singapura. Saat itu, Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 6-3. 

    Hegemoni Indonesia pada Piala Thomas tidak terbantahkan. Indonesia menjadi negara peraih gelar terbanyak yakni 14 kali. China menyusul di tempat kedua dengan 10 kali, lalu Malaysia dengan lima kali juara. 

    Adapun 14 gelar itu diraih Indonesia pada 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, dan 2020. Khusus pada 2020, turnamen itu diselenggarakan pada Oktober 2021 karena pandemi Covid-19.

    Sayangnya, prestasi itu tidak diikuti oleh tim putri. Pasalnya, Indonesia baru tiga kali juara Piala Uber yakni pada 1975, 1994, dan 1996. China sendiri menjadi negara tersukses dengan 15 gelar, diikuti Jepang dengan enam titel.

    Piala Thomas 1994 menjadi catatan manis bagi Indonesia. Pasalnya,  tim bulu tangkis Indonesia untuk pertama kalinya berhasil mengawinkan Piala Thomas dan Piala Uber. Hal ini menjadi momen tak terlupakan, apalagi turnamen berlangsung di kandang sendiri yakni Istora Senayan!

    Di final Piala Thomas 1994, Hariyanto Arbi, Rudy Gunawan/Bambang Suprianto, dan Ardy B. Wiranata sukses mengalahkan Malaysia 3-0. Sementara di final Piala Uber 1994, tim putri harus bekerja keras memadamkan perlawanan China.

    Mia Audina yang bertanding di partai tunggal terakhir menjadi penentu kemenangan Indonesia. Atlet muda berusia 14 tahun itu harus bertanding tiga set sebelum akhirnya sukses mengandaskan Zhang Ning.

    Tim putra dan putri Indonesia kemudian kembali mengawinkan trofi tersebut pada 1996 di Hong Kong. Praktis itu adalah kali terakhir Indonesia bisa mengawinkan gelar, sekaligus Piala Uber.

    Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa:

    Piala Thomas

    1949: Malaysia
    1952: Malaysia
    1955: Malaysia
    1958: Indonesia
    1961: Indonesia
    1964: Indonesia
    1967: Malaysia
    1970: Indonesia
    1973: Indonesia
    1976: Indonesia
    1979: Indonesia
    1982: China
    1984: Indonesia
    1986: China
    1988: China
    1990: China
    1992: Malaysia
    1994: Indonesia
    1996: Indonesia
    1998: Indonesia
    2000: Indonesia
    2002: Indonesia
    2004: China
    2006: China
    2008: China
    2010: China
    2012: China
    2014: Jepang
    2016: Denmark
    2018: China
    2020: Indonesia

    Piala Uber

    1957: Amerika Serikat
    1960: Amerika Serikat
    1963: Amerika Serikat
    1966: Jepang
    1969: Jepang
    1972: Jepang
    1975: Indonesia
    1978: Jepang
    1981: Jepang
    1984: China
    1986: China
    1988: China
    1990: China
    1992: China
    1994: Indonesia
    1996: Indonesia
    1998: China
    2000: China
    2002: China
    2004: China
    2006: China
    2008: China
    2010: Korea Selatan
    2012: China
    2014: China
    2016: China
    2018: Jepang
    2020: China

    Editor : Wikanto Arungbudoyo

    Komentar
    Additional JS