Bonus Melimpah dan Keluhan Shin Tae-yong yang Tak Berubah Halaman all - Kompas
Bonus Melimpah dan Keluhan Shin Tae-yong yang Tak Berubah Halaman all - Kompas.com



KOMPAS.com - Sorak sorai mengiringi kegembiraan dalam bus timnas U23 Indonesia selepas pulang dari SEA Games 2021 Vietnam.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dengan lantang bakal memberikan bonus kepada skuad Garuda Muda yang membawa oleh-oleh medali perunggu dari SEA Games 2021 Vietnam.
"Saya kasih bonus, Rp 250 juta!" teriaknya di dalam bus sembari diikuti sorai gembira Marselino Ferdinan dkk.
Bonus itu belum termasuk dari pemerintah Indonesia mengingat SEA Games 2021 adalah multievent dan memiliki kekuatan hukum untuk dihadiahi bonus.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali, memastikan bonus SEA Games akan cair dalam waktu dekat.
"Karena ini multievent yang ada di dalam aturan dan regulasi kita. Insya Allah, Bapak Presiden Joko Widodo akan memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada para atlet dan para pelatih, sama dengan SEA Games, Asian Games dan Olimpiade yang lalu," kata Amali, dikutip dari situs resmi Kemenpora RI.
Pada event SEA Games 2019 Filipina, medali perunggu akan mendapat bonus sebesar Rp 60 juta untuk sektor perorangan sebagaimana dikutip Antara News.
Sementara untuk kategori tim atau beregu seperti timnas U23 Indonesia, medali perunggu berhadiah Rp 30 juta per atlet.
Jika diakumulasi untuk timnas U23 Indonesia pada SEA Games 2021 dengan asumsi hadiah yang nilainya sama pada edisi sebelumnya, pemerintah mengeluarkan sekitar Rp 570 juta untuk bonus skuad Garuda Muda.
Angka Rp 570 juta berasal dari 19 pemain timnas U23 Indonesia (minus Elkan Baggott yang tak jadi bermain) dikali Rp 30 juta.
Nilai-nilai yang besar itu bertujuan untuk mengapresiasi perjuangan skuad Garuda.
Akan tetapi, terdapat permasalahan dasar di balik bonus melimpah.
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, baru saja merasa malu dengan fasilitas minim di balik bonus melimpah.
Shin Tae-yong Malu
Dikutip dari Antara News, Shin Tae-yong merasa malu karena timnas Indonesia gagal latihan lantaran ada kesalahpahaman sehingga lapangan tak bisa dipakai.
"Saya agak malu mengatakan ini. Ketika kami mau berangkat ke lapangan ternyata ada kabar stadion belum di-booking," ujar Shin Tae-yong dilansir dari Antara News.
Sebelumnya, Shin Tae-yong juga sudah memberikan isyarat betapa pentingnya lokasi training center (pemusatan latihan).
Dia bahkan mengajak netizen agar mendesak PSSI untuk membuat training center khusus timnas Indonesia.
Pernyataan ini muncul setelah ada desakan pelatih asal Korea Selatan tersebut gagal membawa pulang medali emas SEA Games 2021.
4 Tahun Tak Digubris
Jauh sebelum Shin Tae-yong datang ke Indonesia, eks pelatih timnas U16 Indonesia, Fakhri Husaini, sudah meminta training center lebih dulu.
Tepatnya pada tahun 2018. Kala itu, Fakhri Husaini sampai meminta training center ke Presiden RI, Joko Widodo, bukan lagi ke PSSI.
"Mengenai fasilitas Training Center untuk tim nasional, empat tahun lalu, tepatnya 4 Oktober 2018."
"Ketika Timnas U16 diterima Presiden Joko Widodo saat presiden menanyakan kepada saya "Apa lagi yang bisa kami bantu, coach?"
"Saya menjawab, tolong bapak buatkan fasilitas training center untuk timnas usia muda di 5 pulau besar (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua)," tulis Fakhri Husaini di laman instagram pribadinya.
Fakhri bahkan menyampaikan jika lima training center terlalu banyak bisa dikurangi. Dia meminta agar fasilitas ini bisa ada di tiga tempat agar bisa menampung bakat-bakat pemain muda.
Namun, sudah empat tahun tapi usulan ini belum juga terwujud.
"Saya melanjutkan, jika pemerintah kesulitan karena usulan saya mungkin dianggap terlalu banyak cukup bapak buatkan 3 fasilitas training center saja, di wilayah Indonesia Bagian Barat, Tengah dan Timur."
"Alhamdulillah, usulan saya didengar oleh presiden dan Menpora Bapak Imam Nahrawi, dicatat pula oleh Mensekneg Bapak Pratikno, tapi sampai sekarang belum juga dibangun."
"Saya mencoba untuk berpikir positif, mungkin presiden masih sibuk memikirkan masalah bangsa dan negara yang lebih menjadi prioritas," ujarnya.
Selama empat tahun berjalan, bonus-bonus untuk perjuangan atlet mengalir. Akan tetapi, fasilitas training center masih nihil.