Lama Menghilang, Petinju Dunia Pertama Indonesia Ellyas Pical Kini Berubah Drastis - Tribun-medan - Arenanews

Informasi Arena Olahraga

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Lama Menghilang, Petinju Dunia Pertama Indonesia Ellyas Pical Kini Berubah Drastis - Tribun-medan

Share This
Responsive Ads Here

 

Lama Menghilang, Petinju Dunia Pertama Indonesia Ellyas Pical Kini Berubah Drastis - Tribun-medan.com

ZAENAL EFFENDY/BOLA
Ellyas Pical, saat merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior atau kelas super terbang dari petinju Korea Chun Ju-do di Istora Senayan, Jakarta, 3 Mei 1985. 

TRIBUN-MEDAN.com - Masih Ingat Ellyas Pical.

Dulu Ellyas Pical juara tinju dunia andalan Indonesia.

Ellyas Pical sering tampil bertarung di arena tinju.

Ia bahkan sangat jarang dikalahkan kala itu.

Karena prestasinya tersebut, Ellyas Pical pun terkenal pada masanya.

Namun setelah lama menghilang, kabar Ellyas Pical pun berubah drastis.

Kini Ellyas Pical menjadi legenda tinju Indonesia dengan segudang prestasi.

Sehingga wajar saja jika namanya masih dikenal hingga kini.

Berikut profil dan biodata Ellyas Pical, sosok legendaris yang baru-baru ini mendatangi rumah Diaz Hendropriyono, adik ipar Jenderal Andika Perkasa.

Sosok Ellyas Pical merupakan sosok legendaris dalam dunia tinju Indonesia.

Diaz Hendropriyono ternyata juga sangat mengidolakan Elly.

Petinju legendaris Indonesia, Ellyas Pical, (RODERICK ADRIAN MOZES/KOMPAS.com)


"Beberapa saat yg lalu, ada seseorang yg datang langsung ke rumah saya utk mengantarkan undangan pernikahan putranya.

Ternyata beliau adalah legenda tinju Indonesia, Ellyas Pical. Salah satu tokoh idola.

Sejenak teringat waktu saya kecil (banget), sempat ikut ayah nonton langsung laga Elly Pical vs Khaosai Galaxy di Istora Senayan

Selamat bung Elly!" tulis Diaz Hendropriyono dalam caption unggahannya.

Lantas, seperti apa profil dan biodatanya?

Melansir dari Wikipedia, Ellyas Pical lahir 24 Maret 1960.

Ia adalah petinju asal Indonesia yang merupakan juara dunia pertama dari Indonesia.

Ellyas Pical juga merupakan putera daerah/anak negeri Ullath, ia merupakan keturunan dari keluarga besar (fam/marga/mata rumah) Pical.

Elly, begitu dia disapa, seperti rekan-rekan sebayanya di kampung, pada masa kecil adalah seorang pencari mutiara alami, yang menyelam sampai ke dasar laut untuk mencari mutiara alam.    

Karena seringnya menyelam saat kecil itu, pendengaran Pical agak kurang peka.

Pical jatuh cinta kepada olahraga tinju sejak menonton pertandingan-pertandingan tinju di TVRI, terutama pertandingan Muhammad Ali.

Pical telah menggeluti olahraga tinju sejak berusia 13 tahun, dengan berlatih sembunyi-sembunyi karena dilarang oleh kedua orangtuanya.

Sebagai petinju amatir yang bermain di kelas terbang, ia kerap menjadi juara mulai dari tingkat kabupaten hingga kejuaraan Piala Presiden.

Karier profesionalnya dimulai pada tahun 1983 dalam kelas bantam junior.

Sejak itu, berturut-turut sederet prestasi tingkat dunia diraihnya, seperti juara OPBF setelah mengalahkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan kemenangan angka 12 ronde pada 19 Mei 1984 di Seoul, Korea Selatan.

Atas kemenangan ini, Pical menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri.

Pukulan hook dan uppercut kirinya yang terkenal cepat dan keras itu, membawa Pical ke puncak popularitas.  

Oleh pers, pukulan tersebut dijuluki sebagai "The Exocet", merujuk pada nama sebuah rudal milik Prancis yang digunakan oleh Argentina yang dalam Perang Malvinas yang berkecamuk pada masa jaya Pical saat itu.

Ia merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior (atau kelas super terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1985.

Setelah mempertahankan gelar melawan petinju Australia, Wayne Mulholland, 25 Agustus 1985, Pical harus mengakui keunggulan petinju Republik Dominika, Cesar Polanco dengan angka di Jakarta.

Namun Pical mampu bangkit dan membalas kekalahannya atas Polanco dengan balik memukul KO Polanco pada pertandingan kedua di Jakarta, 5 Juli 1986.

Pada tahun 1987, setelah bermasalah dengan manajernya Simson Tambunan dan Anton Sihotang, serta manajer jangka pendek Dali Sofari dan Khairus Sahel Dia akhirnya mengambil penyanyi Melky Goeslaw sebagai manajernya dan Enteng Tanamal sebagai asisten manajer.

Sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong-chun Lee, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy dengan KO pada ronde 14, pada tahun 1987.

Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pasca kekalahan melawan Galaxy, Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan.

Gelar ini sempat bertahan sampai 2 tahun, hingga akhirnya Pical harus terbang ke Ronoake, Virginia, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia, (4 Oktober 1989, dan Pical harus menyerahkan gelarnya setelah kalah angka.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id /TribunTimur

Tags
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Opsi Arenanews

Siarenanews

Post Bottom Ad

Pages