Klopp Akui Liverpool Tak Pernah Kesulitan Dapat Pemain yang Diinginkan - Viva
Klopp Akui Liverpool Tak Pernah Kesulitan Dapat Pemain yang Diinginkan
- AP Photo/Kirsty Wigglesworth
VIVA – Manajer Liverpool, Juergen Klopp, mengakui bahwa dirinya tidak pernah berjuang untuk membawa pemain yang diinginkannya ke Anfield. Meskipun, dia harus bekerja dengan batasan keuangan tertentu.
Pengeluaran bersih Liverpool sejak juru taktik asal Jerman itu mengambil alih kendali pada 2015 adalah sekitar 133 juta poundsterling. Angka tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan rival mereka.
Pemain baru Liverpool, Diogo Jota.
- Instagram/@liverpoolfc
Pengeluaran itu dicapai berkat beberapa penandatanganan cerdik dan juga penjualan pemain yang efektif serta menguntungkan. Sebagai contoh, penjualan Philippe Coutinho ke Barcelona pada Januari 2018 membuat The Reds berhasil mendatangkan Virgil van Dijk, Fabinho, dan Alisson Becker.
Klopp pun menambahkan, di bawah kemilikan Fenway Sports Group (FSG), Liverpool harus beroperasi secara berbeda dengan tim-tim seperti Manchester City, Chelsea, dam Manchester United.
Akan tetapi, hal itu tidak berarti merusak ambisi mereka dengan pembuktian berhasil memenangkan Liga Champions pada 2019 dan menjuarai Premier League pada 2020.
"Saya tidak ingat kapan kami harus berjuang untuk mendapatkan pemain yang kami inginkan. Phil (Countinho) mungkin adalah yang terakhir (ketika Liverpool kalah melawan keinginan mereka), tapi itu selalu bisa terjadi," kata Klopp, seperti dikutip Independent, Sabtu 30 April 2022.
"Saya tahu dari luar selalu ada desakan 'Tandatangani dia, tandatangani dia, tandatangani dia', tapi kami selalu ada sedikit cara berbeda. Kami mencobanya dengancara yang berbeda dalam merekrut pemain."
"Saya tidak ingat kapan terakhir kali kami kesulitan berbicara dengan seorang pemain: itu berarti mereka semua yang datang, tapi itu bukan karena kami tidak cukup seksi atau cukup bersinar," jelasnya.
Ketika Klopp tiba, komite transfer klub banyak dipuji sekaligus sering diejek juga. Direktur olahraga Michael Edwards merupakan sosok kunci dalam menjalankan operasi ini.
Meski menuai kritik dari beberapa pihak, Klopp mempercayai, proses kolaborasi ini sebenarnya sangat membantu dan hal itulah yang menjadi dasar kesukses perekrutan mereka selanjutnya.
"Dari konferensi pers pertama, Anda bertanya tentang komite transfer. Saya benar-benar berpikir 'Apa masalahnya dengan komite transfer?'," ujar Klopp.
"Saya hanya harus memahami kata itu karena bagi saya itu selalu komite transfer, dan itu bukan nama resmi untuk itu, tapi kami hanya duduk bersama beberapa orang pintar untuk berbicara serta berkata 'Bisakah kami melakukannya atau tidak?'."
"Yang satu mengatakan 'uangnya terlalu banyak', yang lain mengatakan informasi lain tentang karakternya, yang lain mengatakan 'Lupakan semua ini, saya menginginkannya karena dia sangat baik'."
"Itulah yang saya pahami tentang komite transfer. Ya, kami harus lebih hemat karena kami tidak memiliki sumber daya yang tak ada habisnya, tapi keinginan para pemain tidak selalu kami dapatkan karena berbagai alasan."
"Terkadang uang adalah alasannya, tapi kemudian kami berpikir 'Tidak, kami tidak ingin melakukannya', dan bukan 'kami tidak dapat melakukannya'."
"Hal utama yang Anda pikirkan: Apakah pemain akan fit? Akankah pemain membantu kami? Akankah dia membantu kami membuat langkah selanjutnya?"
"Itu tidak selalu berhasil, tapi kadang-kadang berhasil dan kemudian pemain dapat memberi dampak dan itulah yang kami coba lakukan dan akan tetap dilakukan," tegas sosok asal Jerman tersebut.