Kecam Liga Super Eropa, Bos PSG Bawa-bawa Pengungsi Ukraina
Paris Saint-Germain menjadi salah satu klub yang menentang keras Liga Super Eropa. Presidennya, Nasser Al Khelaifi, kembali mengomentarinya.
Wacana Liga Super Eropa mengemuka tahun lalu, ketika 12 tim menyetujui rancangan kompetisi baru. Raksasa dari berbagai liga ingin membuat kompetisi guna mengatasi masalah ekonomi di masa pandemi.
Ke-12 tim itu adalah enam perwakilan Liga Inggris; Manchester City, Manchester United, Chelsea, Liverpool, Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Everton; perwakilan Serie A yakni Juventus, AC Milan, dan Inter Milan; serta tiga wakil LaLiga yakni Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid.
PSG menolak ikut serta sejak awal, dan menentang habis-habisan. Presidennya, Nasser Al Khelaifi, punya pandangan soal liga itu.
Dalam wawancaranya baru-baru ini, Al Khelaifi menegaskan dirinya tetap menolak kompetisi itu. Ia membandingkan niat para klub raksasa dengan kondisi dunia saat ini yang tidak etis jika memaksakan bikin kompetisi baru.
"Dengan ESL atau tanpa ESL, saya benci mengatakan Liga Super, ada pembicaraan tentang tiga klub. Mereka tahu tidak ada peluang. Orang-orang sekarat di Ukraina dan tidak punya tempat untuk tidur, dan kami berjuang untuk Liga Super?" kata Al-Khelaifi kepada BBC.
"Saya bisa saja menerima cek sebesar 400 juta Euro. Mereka mengundang saya. Lalu ketika saya mengatakan tidak, mereka mengatakan mereka tidak mengundang saya, itu kesimpulannya."
"Jika saya memikirkan diri saya sendiri, saya bisa saja melakukannya. Apalagi di masa COVID. Tapi bagaimana dengan ekosistem dan para penggemar? Serta nilai-nilai yang Anda wakili?" terangnya.
Komentar