Prabowo Bicara Tegas Soal Perang Rusia Vs Ukraina: Indonesia Tak Memihak Hanya Dorong Dialog & Damai - Tribunnnews
Prabowo Bicara Tegas Soal Perang Rusia Vs Ukraina: Indonesia Tak Memihak Hanya Dorong Dialog & Damai - Halaman all
Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM - Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto akhirnya berbicara tentang sikap Indonesia dalam perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Prabowo menyampaikan tentang posisi Indonesia terkait adanya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Dia mengatakan, Indonesia tidak memihak satu pun dari kedua negara yang bertikai.
Indonesia tidak bisa memihak Rusia atau pun Ukraina yang saat ini sedang terlibat pertikaian.
Yang dilakukan Indonesia, tandas Prabowo, adalah berada di posisi netral.
Indonesia justeru berharap agar kedua negara yang kini sedang berperang, segera mengambil jalan damai dengan melakukan dialog.
"Hanya dengan dialog, kedua negara bisa mencapai kesepakatan untuk sama-sama menghentikan peperangan dan berdamai." tandas Prabowo Subianto.
Menhan RI ini mengungkapkan pernyataan tersebut dalam konferensi pers saat bertemu Menteri Pertahanan Nasional Yunani, Nikolaos Panagiotopoulo, di Kota Athena-Yunani, Jumat 11 Maret 2022.
"Kami mendesak semua pihak dalam situasi Ukraina, untuk segera memulai dialog damai dan segera menyelesaikan permasalahan yang terjadi."
"Ini posisi Indonesia. Kita tentu berharap dan berdoa untuk terciptanya situasi damai pada krisis Ukraina," ujar Prabowo dalam tayangan Kompas TV, Senin 14 Maret 2022.
Sebelumnya, pada Jumat 25 Februari 2022, Kemlu RI (Kementerian Luar Negeri) merilis pernyataan, menyikapi konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.
Kemlu RI mengedepankan 5 Pernyataan terkait Perang Rusia vs Ukraina:
1. Penghormatan terhadap tujuan dan prinsip piagam PBB dan hukum internasional, termasuk penghormatan terhadap integritas wilayah dan kedaulatan, penting untuk terus dijalankan.
2. Oleh karenanya, Serangan militer di Ukraina tidak dapat diterima. Serangan juga sangat membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia
3. Indonesia meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak segera menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi.
4. Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah nyata guna mencegah memburuknya situasi.
5. Pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri, telah mempersiapkan rencana evakuasi WNI. Keselamatan WNI selalu menjadi prioritas pemerintah.
Rusia dan Ukarina Gelar Negosiasi Virtual
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Rusia dan Ukraina kembali menggelar negosiasi pada Senin 14 Maret 2022 waktu setempat.
Negosiasi kali ini digelar dengan dalam format virtual.
Informasi ini disampaikan Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada hari Minggu kemarin.
"Ya," kata Peskov, saat ditanya apakah negosiasi selanjutnya akan diadakan secara online.
4 Kali Telah Lakukan Negosiasi
Putaran pertama negosiasi antara kedua negara itu diadakan di wilayah Gomel Belarus pada 28 Februari lalu dan berlangsung selama 5 jam.
Karena belum menemukan hasil, maka negosiasi putaran kedua diadakan pada 3 Maret di Belovezhskaya Pushcha, juga di Belarus.
Negosiasi tersebut menghasilkan kesepakatan tentang 'koridor kemanusiaan' untuk mengevakuasi warga sipil.
Selanjutnya, negosiasi putaran ketiga digelar pada 7 Maret, di wilayah Brest, yang juga berada di wilayah Belarus.
Negosiasi keempat kemudian terselenggara pada 10 Maret.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba di sela-sela forum diplomatik di Antalya, Turki. (*)
Komentar