5 Keunggulan Emil Audero Ini Bisa Bikin Timnas Indonesia Kuat, Nomor 2 Paling Mengerikan
GENOA, iNews.id- Emil Audero Mulyadi tengah jadi pembicangan hangat publik sepak bola Indonesia. Hal itu tak lepas dari keinginan PSSI dan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong untuk menaturalisasi kiper nomor 1 Sampdoria ini.
Emil merupakan kiper keturunan Indonesia yang bermain di Liga Italia. PSSI melalui Exconya Hasani Abdulgani mengaku tengah berkomunikasi dengan Emil perihal proses naturalisasi.
Perbicaraan antara kedua belah pihak disebut sudah terjadi. Hasani menyebut Emil meminta waktu satu minggu untuk memberi jawaban.
Jika Emil bersedia menjadi WNI dan bergabung dengan Timnas Indonesia tentu sangat menguntungkan. Kekuataan lini bertahan Indonesia makin kuat setelah ketambahan permain keturunan.
Sebelumnya ada Sandy Walsh dan Jordi Amat yang tengah diproses. Emil memiliki sejumlah keunggulan yang tak dimiliki kiper Indonesia lainnya.
Berikut 4 keunggulan Emil Audero yang bisa bikin Timnas Indonesia makin kuat:
1. Shoot Stopper Andal
Emil merupakan salah satu kiper muda berbakat di Italia. Dia merupakan anggota Timnas Italia U-21.
Kemampuan Emil sebagai penjaga gawang tak kaleng-kaleng. Reflek dan positioning-nya cukup memukau.
Musim ini dia sudah bermain 20 kali di Liga Italia bersama Sampdoria. Menurut Sofascore, kiper 25 tahun kelahiran Mataram ini tercatat melakukan 67 penyelamatan dan 3 kali cleansheet.
Selama berseragam Sampdoria, Emil tercatat 30 cleansheet. Cleansheet terbanyak selama di Sampdoria terjadi di musim 2018/2019, di antaranya menang 3-0 lawan Napoli dan 1-0 lawan AC Milan.
Terlepas dari itu semua, Emil juga masih kerap kebobolan. Musim ini dua sudah kemasukkan 39 kali di semua kompetisi.
2. Bermain Melawan Pemain Top Dunia
Emil punya keunggulan yang tak dimiliki kiper-kiper Indonesia. Keunggulan itu ialah merasakan ketatnya salah kompetisi elite eropa yakni Liga Italia.
Emil bermain di kasta tertinggi Liga Italia bersama Sampdoria sejak 2018. Otomatis Emil selalu berhadapan dengan penyerang-penyerang top Liga Italia, seperti Edin Dzeko, Zlatan Ibrahimovic, Cristiano Ronaldo hingga Romelu Lukaku.
Pengalaman itulah yang belum dimiliki kiper Timnas Indonesia saat ini. Tentu jika Emil benar menjadi WNI itu menjadi modal membawa Indonesia berprestasi ke depannya.
3. Berlatih Bersama Kiper Terbaik Dunia Gianluggi Buffon
Emil merupakan lulusan asli akademi Juventus. Dia juga menjadi andalan tim junior Juventus.
Puncaknya pada musim 2016/2017, Emil dipromosikan ke skuad utama Juventus. Dia didapuk sebagai kiper ketiga di bawah Neto dan Gianluigi Buffon.
Otomatis Emil berbagi tempat latihan bersama Buffon. Kemungkinan besar Emil yang saat itu berusia 19 tahun mendapat bimbingan langsung dari Buffon.
Hal itu kini terlihat di setiap penampilan Emil. Emil mempunyai reflek dan positioning-nya cukup menawan sebagai kiper.
4. Jam Terbang Tinggi
Emil memiliki jam terbang tinggi sebagai salah satu kiper potensial. Sejak belia, Emil sudah menjadi andalan tim junior Juventus.
Emil sempat dipromosikan ke skuad utama Juventus musim 2016/2017.. Emil menjadi kiper ketiga di bawah Neto dan Gialuigi Buffon. Emil juga sekali tampil bersama tim utama Juventus saat lawan Bologna.
Setelah itu dia pindah ke Venezia pada musim 2017/2018. Selanjutnya musim 2018/2019, dia pindah ke Sampdoria hingga kini.
Total Emil sudah memainkan laga kompetitif sebanyak 248 kali, 135 di antaranya bermain di kasta tertinggi Liga Italia. Dia pun sudah kebobolan 336 kali dan cleansheets 66 kali.
5. Menimba Ilmu di Klub Terbaik Italia
Emil sejatinya digadang-gadang sebagai kiper masa depan Italia. Sebab. dia sejak kecil sudah menimba ilmu di salah satu klub paling sukses di Italia Juventus.
Emil memulai perjalannya di akademi Juventus sejak usia 11 tahun. Dia pun rutin menjadi bagian tim junior Juventus dari kelompok umur di bawah 17 tahun, U-17, U-19 hingga sempat mencicipi skuad utama di musim 2016.
Karier di Timnas pun juga tak kalah oke. Emil menjadi kiper Italia mulai U-15 hingga U-21. Dia bahkan sempat digadang-gandang sebagai penerus Buffon. Sayang, kiprahnya kalah mentereng dengan Alex Meret dan Gianluigi Donnaruma.
Editor : Ibnu Hariyanto
Komentar