Duel AS vs Honduras Dimainkan di Suhu -17 Derajat Celsius, Dua Pemain Terkena Hipotermia - Kompas sport
Duel AS vs Honduras Dimainkan di Suhu -17 Derajat Celsius, Dua Pemain Terkena Hipotermia
JAKARTA, KOMPAS.TV - Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona CONCACAF antara Amerika Serikat vs Honduras yang dimainkan di suhu -17 derajat Celsius menyebabkan dua pemain harus dirawat karena mengalami hipotermia.
Dalam pertandingan yang digelar di Allianz Field, Saint Paul, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (2/2/2022) malam waktu setempat, pasukan Gregg Berhalter sukses meraih kemenangan dengan skor 3-0.
Tiga gol Paman Sam tersebut dicetak oleh Weston McKennie, Walker Zimmerman dan Christian Pulisic.
Namun bukan kemenangan itu yang menjadi sorotan, melainkan cuaca saat pertandingan dilangsungkan.
Dilansir dari Sport Bible, suhu di Allianz Field tersebut mencapai -17 derajat Celsius yang menjadi pertandingan dalam suhu terdingin yang dimainkan Timnas Amerika Serikat dalam 20 tahun terakhir.
Untuk meminimalisir dinginnya suhu tersebut, pemain dari kedua set tim, serta wasit, diizinkan mengenakan perlengkapan cuaca hangat seperti snood (penutup rambut) dan penutup wajah.
Dari sisi penonton, disiapkan bangku berpemanas, 20.000 penghangat tangan gratis serta tambahan makanan dan minuman panas untuk penggemar.
Diizinkan pula untuk menggunakan perangkat penghangat yang dioperasikan dengan baterai.
Namun tetap saja, bermain di suhu ekstrem dibawah 0 derajat dengan hembusan angin dingin -10 sampai -15 derajat Celsius membuat tubuh tersiksa.
Dua pemain dari Honduras dilaporkan mengalami hipotermia, yakni penurunan suhu tubuh secara drastis yang membahayakan bagi tubuh.
Kiper Honduras Luis 'Bobo' Lopez yang diganti pada babak pertama masih terus membutuhkan perawatan di akhir pertandingan.
Rekan setimnya, Romell Quito, juga merasa tidak nyaman meskipun kondisinya tidak terlalu parah.
Seusai pertandingan, pelatih Honduras Hernan Dario Gomez tidak senang dengan keputusan untuk tetap bermain dengan kondisi tersebut.
"Sepak bola tidak mungkin (dimainkan) dalam kondisi seperti itu," ujarnya.
Namun menurut Berhalter, pihaknya sebagai tuan rumah telah menyediakan semua fasilitas untuk membantu tim Honduras dan wasit menghangatkan tubuh mereka.
"Apa yang akan saya katakan adalah bahwa kami menyediakan Honduras dan staf mereka serta wasit dengan perlengkapan cuaca yang hangat," katanya.
"Kami memberi mereka perlengkapan hangat, dan mencoba menjadikannya lingkungan yang aman bagi mereka untuk bermain."
Berhalter beralasan, tim mereka juga dirugikan kondisi ketika harus bermain di suhu panas dan kelembapan tinggi yang membuat pemain tak maksimal.
"Ketika kami pergi ke negara-negara lain, dan suhunya 90 derajat di 90% titik embun dan kelembapannya tak tertahankan kemudian pemain kami mengalami dehidrasi dan kram serta kelelahan karena panas, itulah sifat persaingan kami," ujarnya.
"Ketika kami menjadwalkan pertandingan ini di lokasi ini, Anda harus menggunakan suhu rata-rata, suhu rata-rata harian, dan itu adalah tebakan terbaik."
"Kami ingin meminimalkan perjalanan. Kami tahu kami akan bermain dalam cuaca dingin di dua pertandingan dan kami pikir untuk melakukannya di pertandingan ketiga juga, alih-alih mengganti iklim."
“Suhu dingin datang dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat kami kendalikan, tetapi yang dapat kami lakukan setelah itu terjadi adalah mencoba mengurangi risiko dengan memiliki perlengkapan cuaca yang hangat dan pergi ke sana dan bersaing dan kami melakukannya," pungkasnya.
Komentar