PBSI Ketakutan, Promosi - Degradasi Atlet Bulutangkis Jadi Polemik, Begini Pernyataan Lengkap PBSI By Haloyouth
PBSI Ketakutan, Promosi - Degradasi Atlet Bulutangkis Jadi Polemik, Begini Pernyataan Lengkap PBSI
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fassets.pikiran-rakyat.com%2Fcrop%2F16x26%3A704x767%2Fx%2Fphoto%2F2022%2F01%2F09%2F1791568220.jpg)
HALOYOUTH - Ketua umum PBSI Agung Firman Sampurna dalam kesempatan lain menjelaskan terkait Promosi-Degradasi yang akan digelar 10 hingga 15 Januari 2022.
Promosi-Degradasi merupakan agenda rutin PBSI yang diselenggarakan setiap tahun untuk mencari bakat para atlet bulutangkis dari berbagai wilayah melalui program Seleknas.
Hingga saat ini, peserta yang tercatat dalam Seleknas tersebut mencapai 379 peserta dari 27 Provinsi di Indonesia yang akan memperebutkan tiket masuk ke Pelatnas dibawah binaan PBSI.
Tahun ini, Seleknas yang diselenggarakan PBSI dengan format yang berbeda. Biasanya peserta yang mengikuti Seleknas hanya dari Divisi 1 dan Divis 2 saja.
Namun, pada tahun 2022 ini, PBSI memberikan kesempatan lebih dan memberikan kesempatan yang sama bagi para atlet di berbagai wilayah Indonesia.
Harapan PBSI dengan format berbeda ini bisa menjaring bibit-bibit unggul yang memiliki talenta hebat untuk dibina di Pelatnas, Cipayung sebagai regenerasi pemain.
Seleknas ini tak hanya sebagai promosi kenaikan level ke tingkat atas, dalam Seleknas ini pula merupakan program Degradasi bagi atlet Pelatnas yang minim gelar.
“Tahun ini tetap menggunakan metode dan kriteria yang sama dengan sebelumnya,” kata Agung Firman seperti dikutip Haloyouth pada Selasa, 11 Januari 2022 dari Antara.
Menurut Agung Firman juga dalam Seleknas tersebut akan dilakukan sesuai kemampuan dan bakat para atlet ketika mereka unjuk gigi guna mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
“Hal itu dilakukan secara obyektif demi berkembangnya atlet-atlet muda berbakat,” imbuhnya
Agung firman juga menjelaskan bahwa proses degradasi Pelatnas Cipayung sudah melalui prosedur dan rangkaian evaluasi menyeluruh untuk menentukan nasib para pemain bisa bertahan atau terdepak dari Pelatnas.
“Promosi dan Degradasi ini adalah rutinitas yang terjadi setiap tahun di Pelatnas Cipayung. Demikian pula tahun ini PBSI juga akan melakukan kegiatan promosi dan degradasi,” jelasnya
Agung Firmam Sampurn juga berharap dalam proses promosi dan degradasi tersebut tidak dijadikan sebagai bahan perdebatan yang menimbulkan kontroversi berkepanjangan.
“Karena itu, proses promosi dan degradasi itu hal biasa dan terjadi setiap tahun. Makanya, saya meminta proses promosi dan degradasi itu jangan menjadi kontroversi,” terangnya berharap
Sepertinya, pernyataan Agung Firman tersebut tengah menanggapi isu yang santer dibicarakan publik saat ini.
Terutama soal atlet Pelatnas, seperti Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianthi serta Gloria Emanuelle Widjaja yang sudah dipulangkan ke klub asalnya PB Djarum.
Sebut saja pebulutangkis dari sektor ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva yang hingga kini diisukan akan didepak dari Pelatnas.
Kabar akan didepaknya Honey Couple tersebut menyusul performa mereka dalam kurun waktu 2021 mengalami penurunan akibat masalah pribadi yang dibawa ke lapangan.
Apalagi sang pelatih Nova Widianto geram terkait penampilan Praveen Jordan/Melati Daeva yang tidak ada fightnya sama sekali. Bahkan, Nova Widianto mempersilahkan keduanya untuk pergi dari Pelatnas jika sudah tidak mau bersama Pelatnas.
Kemudian berdalih kepulangan mereka ke PB Djarum bukan karena dipecat dari Pelatnas. Melainkan hanya tengah berlibur dan akan menghadapi Seleksi Nasional.
Memang, hingga saat ini PBSI belum mengeluarkan SK resmi pemecatan mereka dari Pelatnas.***