Olimpiade Milik Masyarakat Sedunia, IOC Jangan Semena-mena Hapus Angkat Besi dari Daftar Cabor Resmi By BolaSport
Olimpiade Milik Masyarakat Sedunia, IOC Jangan Semena-mena Hapus Angkat Besi dari Daftar Cabor Resmi
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fasset-a.grid.id%2Fcrop%2F0x0%3A0x0%2F700x465%2Fphoto%2F2021%2F07%2F24%2Fwhatsapp-image-2021-07-24-at-16-20210724050748.jpeg)
BOLASPORT.COM - Indonesia ikut memperjuangkan masa depan cabang olahraga angkat besi yang terancam dihapuskan pada Olimpiade.
Rumor mengenai penghapusan cabor angkat besi dari Olimpiade makin menguat.
Angkat besi terancam dihapus pada Olimpiade Los Angeles 2028 menyusul skandal korupsi dan doping di Federasi Angkat Besi Internasional (IWF).
Ini jelas menjadi kabar buruk bagi Indonesia yang menjadikan angkat besi sebagai cabor andalan pada Olimpiade.
Total 12 medali yang terdiri dari 6 medali perak dan 6 medali perunggu telah direbut lifter tanah air sejak Olimpiade Sydney 2000.
Angkat besi menjadi satu-satunya cabor yang konsisten menyumbang medali Olimpiade bagi Indonesia dalam dua dekade terakhir.
Tidak heran apabila angkat besi menjadi salah satu cabor prioritas dalam Desain Besar Olahraga Nasional yang tengah digaungkan.
Prestasi angkat besi pun diharapkan bisa terjaga untuk membawa Indonesia mencapai target peringkat lima besar di Olimpiade pada 2044.
Menteru Pemuda dan Olahraga RI, Zainudin Amali, menyatakan sikap tegas terhadap rumor pencoretan angkat besi dari cabor resmi Olimpiade.
"Pemerintah punya kepentingan dalam hal ini karena angkat besi masuk dalam lampiran DBON dan menjadi cabang unggulan kita."
"Kita harapkan tidak ada perubahan karena target yang sudah saya sampaikan, angkat besi masuk dalam daftar cabor untuk mencapai target."
Wakil Ketua Umum PB PABSI (Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia), Djoko Pramono, menjelaskan latar belakang penghapusan angkat besi dari Olimpiade.
Djoko menjelaskan pertimbangan Komite Olimpiade Internasional (IOC) didasari fakta maraknya kasus doping yang terjadi di angkat besi.
"Latar belakang ada satu, bahwa tiga cabang ini (angkat besi, tinju, dan modern pentathlon) rawan doping," ujar Djoko.
"Apa ini terjadi? Mungkin benar ... tetapi apakah ini sudah merupakan suatu penyakit di mana harus diganti? Ini yang harus kita perdebatkan."
PABSI bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) akan memperjuangkan status angkat besi sebagai cabor resmi Olimpiade.
Membangun diplomasi dengan IWF, federasi angkat besi dari berbagai negara, dan pihak terkait menjadi jalan yang akan ditembuh PABSI dan KOI.
Djoko secara pribadi berpendapat bahwa mencoret angkat besi dari Olimpiade bukan keputusan yang bisa dibenarkan.
Djoko memaklumi kekhawatiran IOC akan penyalahgunaan pengetahuan medis dalam kompetisi olahraga.
Namun, Djoko menilai tidak adil pula apabila angkat besi disamaratakan dengan cabor lain yang rentan mengalami kasus doping.
Djoko juga mengingatkan bagaimana angkat besi memiliki nilai sejarah sebagai salah satu cabor pertama yang dipertandingkan di Olimpiade.
"Memang IOC mempunyai hak, tetapi Olimpiade milik masyarakat sedunia," kata Djoko.
"Kalau kita lihat angkat besi adalah salah satu cabang olahraga tertua. Tahun 1896 angkat besi sudah dipertandingkan dalam track and field."
Djoko menuturkan bahwa sudah ada usaha nyata dari IWF dan federasi-federasi angkat besi untuk mencegah kompetisi mereka dihapus dari Olimpiade.
IWF sudah mempresentasikan kebijakan mereka dalam memerangi doping kepada IOC dalam pertemuan di Thailand beberapa waktu lalu.
Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 yang sedang dihelat di Tashkent, Uzbekistan, dimanfaatkan PABSI untuk menjalin komunikasi dengan federasi dari negara lain.
"Tadi malah saya mencoba menghubungi federasi dari beberapa negara, saya tanya bagaimana perkembangannya," ujar Djoko.
"Semuanya berusaha yang terbaik untuk memerangi doping," tukasnya.