Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured

    Lagu Kebangsaan Singapura Ciptaan Orang Indonesia Halaman all - Kompas

    3 min read

     

    Lagu Kebangsaan Singapura Ciptaan Orang Indonesia Halaman all - Kompas.com

    Lagu Kebangsaan Singapura Ciptaan Orang Indonesia

    Kompas.com, 22 Desember 2021, 15:45 WIB
    Bek Singapura, Shakir Hamzah (kanan), merayakan golnya ke gawang Tmor Leste pada laga ketiga Grup A Piala AFF 2020 di National Stadium, Selasa (14/12/2021).
    Lihat Foto
    AFP/SUHAIMI ABDULLAH
    Bek Singapura, Shakir Hamzah (kanan), merayakan golnya ke gawang Tmor Leste pada laga ketiga Grup A Piala AFF 2020 di National Stadium, Selasa (14/12/2021).

    KOMPAS.com - Tiap jelang pertandingan sepak bola antarnegara dalam laga resmi seperti Piala AFF 2020, tiap tim berhak menyanyikan lagu kebangsaan masing-masing.

    Prosesi menyanyikan lagu wajib tersebut dilakukan tepat sebelum kick-off berlangsung.

    Hal yang sama juga terjadi pada semifinal Piala AFF 2020, Singapura vs Indonesia, Rabu (22/12/2021) malam WIB.

    4+

    Dapatkan Aplikasi

    Kedua tim diberi kesempatan menyanyikan lagi kebangsaan mereka.

    Lagu kebangsaan Indonesia adalah "Indonesia Raya" ciptaan Wage Rudolf Supratman.

    Adapun lagu kebangsaan Singapura adalah "Majulah Singapura" yang diciptakan oleh Zubir Said.

    Melansir Kompas.id yang tayang pada 25 September 2020, lagu "Majulah Singapura" ternyata Zubir Said adalah orang Indonesia.

    Zubir Said adalah putra Indonesia kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, kelahiran 22 Juli 1907.

    Dia merupakan wartawan sekaligus musisi yang pernah mengarang 1500 lagu dalam sepanjang kariernya.

    Masih melansir laman yang sama, Zubir Said sudah mengenal musik sejak dirinya kecil.

    Masa kecilnya tak lepas dari alat-alat musik seperti suling, gitar, hingga drum yang dia pelajari secara otodidak.

    Pada tahun 1928, dia merantau ke Singapura secara diam-diam dari orang tuanya. Sebab, dia tak mendapat restu jika minta izin, khususnya kepada sang ayah.

    Di Singapura, dia bergabung dengan grup musik keliling, Stambul Bangsawan, dengan para pemain dari Melayu.

    Sekitar delapan tahun bersama grup tersebut, dia pindah kerja di perusahaan rekaman His Master's Voice pada tahun 1936.

    Di tempat pekerjaan itulah dia bertemu dengan wanita yang dia nikahi pada tahun 1938, Tarminah Kario Wikromo.

    Usai berumah tangga, Zubir—Tarminah sempat mudik ke Kota Bukittinggi. Mereka baru kembali ke Singapura tahun 1941.

    Zubir Said menetap di Singapura hingga akhir hayatnya tahun 1987.

    Saat kembali ke Singapura, dia bekerja sebagai wartawan sebagai fotografer sekaligus penulis lepas.

    Alasannya agar tetap bisa menyalurkan musik dan menulis lagu-lagu ciptaannya di surat kabar.

    Komentar
    Additional JS