La Blaugrana Terdegrasi ke Liga Europa Setelah 18 Tahun By Tribunnews
La Blaugrana Terdegrasi ke Liga Europa Setelah 18 Tahun
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fcdn-2.tstatic.net%2Faceh%2Ffoto%2Fbank%2Fimages%2Frard-pique-terlihat-kecewa-setel.jpg)
"WELCOME @FCBarcelona" demikian ditulis akun UEFA Europa League di twitter.
Sebuah ucapan yang bagi para pendukung Barcelona mungkin terdengar seperti sebuah penghinaan, ketimbang ucapan selamat.
Barcelona untuk pertama-kalinya dalam 18 tahun terakhir, terdegradasi ke Liga Europa setelah dipermak Bayern Muenchen 3-0 di Allianz Stadium, Kamis (9/12/2021) dini hari WIB.
Tiga gol Die Roten masing-masing dicetak Thomas Mueller di menit ke-34, Leroy Sane (42'), dan Jamal Musiala (62').
Hasil ini membuat Barcelona finis di urutan ketiga Grup E Liga Champions dengan tujuh poin.
Los Cules harus menyerahkan posisi runner-up grup kepada Benfica, yang meraih kemenangan 2-0 atas Dynamo Kiev, dan lolos dengan delapan poin.
Posisi ketiga di fase grup memaksa Barcelona melanjutkan petualangan Eropanya di babak 32 besar Liga Europa.
Terakhir kali La Blaugrana berkiprah di liga kasta kedua itu adalah pada 2003-04.
Menariknya, Lionel Messi melakoni debutnya untuk Barca semusim setelahnya, pada 2004-05.
Selama periode tersebut, Barca bertahan di Liga Champions, dengan meraih empat kali trofi.
Empat bulan lalu, Messi pergi, dan Barca pun kini terdegradasi.
Messi pergi, Sergio Aguero kena gangguan penyakit jantung, Ansu Fati, dan Pedri cedera, tim Catalan pun praktis melempem.
Hadirnya Xavi menggantikan Ronald Koeman ternyata tak juga menghadirkan keajaiban.
Rekor empat gol dalam lima laga di bawah Xavi menunjukkan besarnya masalah mereka di lini depan.
Patut digaris-bawahi, dua dari empat gol itu lahir dari titik penalti, dan tiga gol datang dalam satu pertandingan.
"Saya marah, saya benar--benar kesal menghadapi kenyataan baru ini.
Tapi tidak ada yang lain untuk itu.
Kami harus mulai dari nol dan bekerja keras untuk membawa Barca kembali ke tempat asalnya, dan itu bukan tersingkir di babak penyisihan grup Liga Champions," kata Xavi dalam konferensi pers usai pertandingan.
Dia menyatakan bertanggung jawab penuh atas kegagalan tersebut.
Menurutnya, La Blaugrana kini harus memulai lembaran baru dengan berkompetisi di Liga Europa.
Eks pemain Barca itu bahkan langsung memasang target untuk memenangkan Liga Europa musim ini.
"Saya tidak suka kata gagal, tapi jika Anda memberikan segalanya, Anda tidak gagal.
Sekarang kami harus memenangkan Liga Europa, bersaing, dan lihat ke mana kami akan berjalan.
Tujuannya adalah untuk memenangkan setiap trofi," katanya menegaskan.
Liga Europa belakangan ini telah beberapa kali menyambut sejumlah klub besar.
Musim sebelumnya, Inter tampil setelah Arsenal dan Chelsea saling berhadapan di final 2019.
Pada 2016 lalu, Liverpool asuhan Jurgen Klopp juga bermain di kancah sepak bola Liga Europa.
Tapi bermainnya Barcelona di kasta kedua liga Eropa ini tetap terasa seperti fakta yang menggelegar, mungkin juga menyedihkan.
Ini juga menjadi kekalahan kedua beruntun setelah di laga sebelumnya juga tumbang 0-1 dari Real Betis di La Liga.
Saat ini, Barca terpuruk di posisi tujuh klasemen sementara.
Tersingkir dari Liga Champions, dan dibayangi pula kegagalan ke Liga Champions musim depan, La Blaugrana benar-benar dihadapkan pada bayangan suram.
Para pendukung Barca pun mulai menyuarakan ketidak- -percayaan terhadap Xavi.
"Saat Xavi pertama direkrut, Barcelona tertinggal sepuluh poin dari Real Madrid.
Xavi pun mengubah tim.
Menerapkan 10 aturan seperti latihan ekstra setiap hari, tak boleh ada pemain terlambat, dan mengembalikan gaya tiki-taka.
Sekarang, Barcelona malah tertinggal 16 poin dari Madrid," tulis pemilik akun @Welbeast menyuarakan kekecewaannya. (tribunnews/den)