Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home AFF 2020 AFF Cup AFF Cup 2020 Featured Sepak Bola Sepak Bola Internasional Timnas Singapura

    Kenapa Pemain Singapura Berbadan Kekar? Halaman all - Kompas

    4 min read

     

    Kenapa Pemain Singapura Berbadan Kekar? Halaman all - Kompas.com

    Kenapa Pemain Singapura Berbadan Kekar?

    Kompas.com, 25 Desember 2021, 05:20 WIB
    SINGAPORE, SINGAPORE - DECEMBER 22: Ikhsan Fandi #9 of Singapore shoots the ball to score his team's first goal against Indonesia during the second half of the first leg of their AFF Suzuki Cup semifinal at the National Stadium on December 22, 2021 in Singapore. (Photo by Yong Teck Lim/Getty Images) (Photo by Yong Teck Lim / GETTY IMAGES ASIAPAC / Getty Images via AFP)
    Lihat Foto
    YONG TECK LIM
    SINGAPORE, SINGAPORE - DECEMBER 22: Ikhsan Fandi #9 of Singapore shoots the ball to score his team's first goal against Indonesia during the second half of the first leg of their AFF Suzuki Cup semifinal at the National Stadium on December 22, 2021 in Singapore. (Photo by Yong Teck Lim/Getty Images) (Photo by Yong Teck Lim / GETTY IMAGES ASIAPAC / Getty Images via AFP)
    Editor: Eris Eka Jaya

    KOMPAS.com - Pesaing timnas Indonesia di semifinal Piala AFF 2020, Singapura, memiliki pemain berpostur tinggi dan kekar.

    Hal itu tampak ketika melihat postur sejumlah pemain timnas Singapura, baik yang mengisi lini pertahanan maupun penyerangan.

    Di posisi bertahan, citra postur tinggi dan kekar dimiliki oleh bek andalan mereka, Irfan Fandi.

    4+

    Dapatkan Aplikasi

    Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, pun mengakui keunggulan postur Irfan Fandi dan menganggap bek berusia 24 tahun itu sebagai ancaman bagi lini serang skuad Garuda.

    Selain Irfan Fandi, bek nomor 17 Singapura, Safuwan Baharudin, juga dianggap sebagai ancaman.

    Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
    Daftarkan email

    "Di belakang, ada pemain nomor 21 (Baharudin) dan 17 (Irfan) yang cukup tinggi," kata Shin Tae-yong saat ditanya soal pemain Singapura yang patut diwaspadai.

    Selanjutnya, di lini tengah, Singapura juga memiliki sejumlah pemain berpostur kekar. Salah satu yang paling mencolok adalah Anumanthan Kumar.

    Sementara itu, di lini depan, terdapat penyerang berusia 22 tahun yang pernah berkarier bersama klub kasta kedua Liga Norwegia, FK Jerf, yakni Ikhsan Fandi.

    Hal ini menjadi menarik untuk ditelisik. Kenapa pemain Singapura berbadan kekar?

    Jurnalis Singapura yang bekerja untuk ESPN, Gabriel Tan, menjawab pertanyaan tersebut saat berbicara dalam PSSI Pers Podcast.

    Menurut pengamatan Gabriel Tan, tubuh kekar para pemain Singapura merupakan produk sistem pembinaan olahraga di Negeri Singa.

    Gabriel Tan mengatakan bahwa pembinaan olahraga di Singapura sangatlah mendukung kebugaran atlet, salah satunya yang terwujud di sekolah olahraga.

    Di Singapura, seorang calon atlet akan belajar tentang kebugaran dan nutrisi saat bergabung ke sekolah olahraga. Mereka juga memperoleh fasilitas penuh untuk melaksanakan sesi gym secara rutin.

    "Di Singapura ada sekolah olahraga. Saya pikir banyak negara punya sekolah olahraga, tetapi di sini, jika Anda bergabung ke sekolah olahraga sejak kecil, Anda akan belajar tentang kebugaran, nutrisi, dan sesi gym setiap minggu," kata Gabriel Tan.

    Menurut Gabriel Tan, hal itu memiliki dampak besar terhadap bentuk fisik para atlet di singapura.

    "Saya pikir hal-hal itu berpengaruh pada pemain, ketika berusia 17 atau 18 tahun, mereka memiliki bentuk fisik yang lebih baik," ujar Gabriel Tan.

    "Jelas, itu membantu Ikhsan Fandi dan Irfan Fandi, ketika mereka bergabung dengan akademi di Chile, Universidad Catolica," ucap Gabriel Tan saat memberikan salah satu contoh produk pembinaan sistem olahraga di Singapura.

    "Lalu, pemain seperti Anumanthan, dia sangat kuat sejak usia muda," tutur Gabriel Tan, memberikan contoh lainnya.

    Kendati demikian, Gabriel Tan memandang bahwa postur tinggi dan kekar tak selamanya menjadi keuntungan.

    Dia memberi contoh kapten dan bintang timnas Thailand, Chanathip Songkrasin, yang mengandalkan kecepatan dan kemampuan individu.

    "Lihatlah Chanathip yang terlihat tidak sering ke tempat gym, tetapi hampir tak mungkin menekannya ketika menguasai bola," ujar Gabriel Tan.

    "Jadi, saya pikir, fisik memang terkadang menentukan, tetapi bakat juga. Lihat Witan Sulaeman. Dia masih terlihat mungil, tetapi sulit merebut bola darinya. Dia terlalu cepat. Saya pikir kedua hal itu (fisik dan bakat) sama-sama bisa berguna," tutur Gabriel Tan.

    Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
    Komentar
    Additional JS