• Esme Stallard and Wanyuan Song
  • Reality Check

Man holding placard during anti-deforestation protest

Sumber gambar, EPA

Keterangan gambar,

Deforestasi di Indonesia menjadi isu politik yang besar

Pada saat Konferensi Perubahan Iklm PBB COP26, Indonesia menjanjikan emisi gas rumah kacanya akan mencapai puncak pada 2030, dan kemudian menurun setelah itu.

Pemerintah juga mengatakan bahwa akan mengakhiri deforestasi di saat yang bersamaan.

Tapi untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi, sejauh ini Indonesia mengandalkan penggunaan bahan bakar nabati (biofuel) yang lebih besar - sebuah proses yang kemungkinan besar akan mendorong hilangnya area hutan.

Jadi, bagaimana Indonesia bisa mengurangi emisi dengan penggunaan biofuel dan mengakhiri pembabatan hutan pada 2030?

Apa rencana Indonesia untuk biofuel?

Indonesia saat ini menduduki posisi ketiga dunia sebagai produsen biofuel, setelah Brasil dan Amerika Serikat, dan produsen terbesar di dunia dari biodiesel - alternatif bahan bakar pengganti solar.

Serpong laboratory testing on plant-derived biofuel

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Penelitian dan pengembangan teknologi terkait biofuel terus dilakukan di Indonesia.

Biofuel adalah bahan bakar yang bisa berasal dari materi tumbuhan dan kotoran binatang, dan bisa dipakai sebagai penggerak mesin atau pemanas dan kelistrikan.

Ini dianggap sebagai energi terbarukan pengganti bahan bakar fosil tradisional (batubara, bensin, dan solar) karena bisa diproduksi dengan lebih cepat dan melepaskan lebih sedikit gas rumah kaca.

Indonesia memproduksi biodiesel dari tanaman, utamanya minyak sawit, dan kebijakan pemerintah menetapkan semua bahan bakar diesel harus mengandung campuran ini setidaknya 30%. Porsinya dinaikkan menjadi 50% pada 2025.

Seiring dengan perkiraan pertumbuhan kendaraan hingga 6% per tahun, ini artinya produksi biofuel perlu ditingkatkan hingga 50% dalam waktu tiga tahun mendatang, untuk memenuhi permintaan.

Link Live Streaming Liga Inggris di Vidio: Liverpool Vs Arsenal - Inggris Bola comBaca juga Link Live Streaming Liga Inggris di Vidio: Liverpool Vs Arsenal - Inggris Bola com

Peningkatan produksi ini akan berdampak terhadap pembukaan lahan untuk tanaman yang menjadi bahan dasar biofuel, diperkirakan sebesar 1,2 juta hektare, atau hampir seperempat dari total lahan perkebunan sawit di Indonesia.

Apa dampak lingkungan terhadap kebijakan ini?

Secara teori, biofuel seharusnya mengurangi emisi dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Sebab, ketika tanaman yang menjadi sumber biofuel ini dibudidayakan, mereka akan menyerap karbon dari atmosfer. Saat pembakarannya, karbon akan dilepaskan ke atmosfer - yang artinya tak ada peningkatan emisi. Karbon yang dikeluarkan dan diserap sama besar.

NASA satellite imagery of Papua, Indonesia

Sumber gambar, NASA

Keterangan gambar,

Citra satelit 2019 mengungkap pembukaan hutan untuk perkebunan di Papua

Lahan kemudian bisa ditanami kembali, dan hasilnya diolah lagi.

Bagaimana pun, persoalannya muncul ketika diperlukan pembukaan lahan hutan untuk pengembangan tanaman sumber biofuel ini.

Hutan adalah salah satu sistem yang paling efektif untuk menyerap CO2 dari atmosfer, jauh dibandingkan tanaman untuk biofuel.

Mengganti hutan dengan tanaman untuk biofuel artinya CO2 akan lebih sedikit diserap, dan ini mengakibatkan peningkatan gas rumah kaca - yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Jadi, ketika ada perambahan hutan baru - dibandingkan menggunakan lahan pertanian yang sudah ada - untuk mengembangkan perkebunan kedelai atau sawit, pada akhirnya emisi yang dihasilkan untuk setiap unit energi akan lebih banyak dibandingkan emisi solar.

Graph showing the emissions associated with four crops soybean, rapeseed, palm, and sugar cane where there has been land use change and when there has not been

#Opsiarena Andre Rosiade Cup Bakal Dikemas Jadi Liga Mulai Tahun Depan - detiksport - Google Berita Olahraga - #arenaflashBaca juga #Opsiarena Andre Rosiade Cup Bakal Dikemas Jadi Liga Mulai Tahun Depan - detiksport - Google Berita Olahraga - #arenaflash

Indonesia berikrar untuk mengakhiri deforestasi pada 2030 di pertemuan COP26, tapi setelah itu, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya mengatakan janji itu "tidak pantas dan tidak adil".

Dalam wawancara dengan BBC pada Oktober lalu, Presiden Joko Widodo mengklaim telah menekan jumlah deforestasi dalam 20 tahun terakhir, termasuk "merehabilitasi jutaan hektar" hutan.

Keterangan video,

Wawancara eksklusif Presiden Joko Widodo

Saat dihubungi terkait artikel ini, Febry Calvin Tetelepta dari kantor kepresidenan mengatakan kepada kami perkebunan sawit merupakan cara lebih efisien untuk memproduksi biofuel dibandingkan tanaman bunga matahari dan kedelai.

"Efisiensi penggunaan lahan kebun kelapa sawit juga relatif lebih tinggi dibanding minyak nabati lain," ujar Febry melalui keterangan tertulis kepada BBC Indonesia.

Dia mengatakan perkebunan sawit relatif membutuhkan lahan yang lebih kecil untuk dapat menghasilkan minyak dalam jumlah sama dibanding bunga matahari dan kedelai - pernyataan ini benar.

Apa yang dilakukan negara lain terkait biofuel?

Lebih dari 60 negara memiliki kebijakan soal penggunaan biodiesel untuk pasokan bahan bakar mereka, tapi kebijakan itu kemudian diubah di beberapa negara.

Jerman sebagai negara keempat terbesar dunia yang memproduksi biofuel, mengatakan mulai 2023 sudah tidak lagi memproduksi biodiesel dari minyak sawit karena keprihatinan atas deforestasi.

Uni Eropa juga memperketat pembatasannya.

Brasil - negara yang juga menggunakan biofuel dalam jumlah besar - telah mengurangi produksi biofuel tahun ini karena masalah kekeringan yang menurunkan hasil jagung dan kedelainya.

Thailand telah menangguhkan dalam waktu yang tak ditentukan kebijakan pencampuran solar dan biodiesel karena harga tanam yang lebih mahal, membuat produksinya tidak berkelanjutan.

Bagaimana dengan solusi lainnya?

Global Forest Watch mengatakan ada sekitar 50-60 tanaman lain yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kelapa sawit, seperti kemiri dan kelapa yang ada di Indonesia.

Bagaimana pun, kelompok peneliti Carbon Disclosure Project menemukan bahwa masalah sertifikasi yang dikeluarkan untuk produksi biofuel dengan sawit, termasuk pemberian subsidi, mendorong produsen untuk melanjutkan praktik deforestasi, dibandingkan mencari alternatif berkelanjutan yang lain.

Indonesia mengatakan keinginan untuk beralih menggunakan kendaraan listrik untuk memangkas emisi di bidang transportasi.

Jakarta taxi driver charging up car

Sumber gambar, EPA

Keterangan gambar,

Seorang sopir taksi sedang mengisi ulang daya listrik kendaraan di Jakarta

Di Indonesia terdapat 21 juta kendaraan yang beroperasi, tapi hanya ribuan saja jumlahnya yang sudah menggunakan tenaga listrik di akhir 2020.

Dan mengingat 90% listrik Indonesia bersumber dari bahan bakar fosil (kebanyakan batu bara), menggunakan kendaraan listrik saat ini menghasilkan emisi yang jauh lebih besar daripada menggunakan solar atau bensin.

Filda Yusgiantoro, pengamat energi mengatakan, berdasarkan permintaan kendaraan yang terus meningkat, "biofuel... dari minyak sawit akan masih memainkan peran besar dalam memasok kebutuhan bahan bakar di sektor transportasi".

Wartawan BBC Indonesia Astudestra Ajengrastri dan Nurika Manan berkontribusi pada artikel ini.

Reality Check branding