Toprak Razgatlioglu, Mengingat Namanya Saja Susah By BeritaSatu

 

Toprak Razgatlioglu, Mengingat Namanya Saja Susah

By
BeritaSatu.com
beritasatu.com
4 min
Toprak Razgatlioglu berpose di Sirkuit Mandalika, Lombok, setelah menjadi juara dunia Superbike, 21 November 2021.
Toprak Razgatlioglu berpose di Sirkuit Mandalika, Lombok, setelah menjadi juara dunia Superbike, 21 November 2021.

Mandalika, Lombok, Beritasatu.com - Siapa sangka Indonesia akan menjadi saksi sejarah penasbihan Toprak Razgatlioglu sebagai juara dunia World Superbike?

Masyarakat pun mulai mencari informasi tentang pembalap Turki itu, dan hal pertama yang harus dilakukan adalah mengingat namanya.

Di sinilah perjuangan berat dimulai. Bagi yang baru kali ini mendengar atau membaca namanya, tidak sampai satu menit kemudian hampir dipastikan sudah lupa lagi.

Semua yang kami tanya bisa dengan mudah menjawab ‘Toprak’ tetapi hanya mengernyitkan dahi saat diminta menyebut nama belakang pembalap itu.

Apalagi jika harus menuliskannya, seperti para jurnalis yang meliput Kejuaraan Dunia Superbike di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok, sepanjang akhir pekan ini. Rata-rata lebih memilih mengkopi teks namanya daripada salah ketik.

Toprak Razgatlioglu bersiap mengikuti Race 2 di Sirkuit Mandalika, Lombok, 21 November 2021. (Jakarta Globe/Yudha Baskoro)

BACA JUGA

Seorang jurnalis televisi menyampaikan ke Razgatlioglu bahwa nama depannya mirip nama makanan di Indonesia, dan ternyata si pembalap juga tahu itu.

“Oh ya, saya juga pernah dengar itu dan ingin mencobanya juga, tetapi katanya sedikit pedas ya?” ujar Razgatlioglu.

Bukan hanya di Indonesia. Saat grand prix di Argentina, para penggemar dia di sana langsung memberi julukan “El Turco” kepada Razgatlioglu, gampang dan mudah diingat.

BACA JUGA

Tidak Normal
Kepala tim Pata Yamaha, Paul Denning, menggambarkan Razgatlioglu sebagai pembalap istimewa dengan keinginan yang kadang-kadang tidak normal.

“Yang terpenting adalah Yamaha dan tim benar-benar mempercayai Toprak,” kata Denning di Mandalika akhir pekan lalu.

“Kami memberi apa yang dia butuhkan meskipun tidak selalu normal. Misalnya, pilihan ban dia sangat aneh, tetapi toh dia berhasil tampil bagus. Setingan sepeda motor juga aneh, tetapi lagi-lagi berhasil,” paparnya.

Paul Denning, team principal Pata Yamaha, dalam wawancara dengan media dari Indonesia di Sirkuit Mandalika, 21 November 2021. (Heru Andriyanto)

Di pihak lain, Razgatlioglu memberi apa yang diinginkan Yamaha.

Dari 37 balapan sepanjang musim ini, dalam balapan kering menggunakan ban slick atau gundul, Toprak nyaris tidak bisa dihentikan, kecuali oleh kecelakaan atau kerusakan mesin yang menjadi tanggung jawab timnya.

“Kami menjalani 37 balapan dan setiap kali start dilakukan dengan ban slick, Toprak selalu finis di podium, selalu! Dengan ban basah, hasil terburuk dia adalah posisi keenam,” kata Denning.

BACA JUGA

Suka yang Ekstrem
Razgatlioglu menuntaskan musim ini dengan total 13 kemenangan dan memastikan gelar juara dunia setelah mampu finis kedua di Race 1 dalam seri pamungkas yang digelar di Sirkuit Mandalika.

Dia lahir pada 16 Oktober 1996 di Alanya, Turkey. Hari kelahirannya persis sama dengan rekan setimnya, Andrea Locatelli.

Karir balapan internasional dimulai di kejuaraan European Superstock 600 Championship di Magny-Cours, Prancis, pada 2014, dan langsung menang dengan selisih 0.2 detik dari lawan terdekatnya.

Nomor 54 yang dia pakai diwarisi dari manajer dan mentornya, Kenan Sofuoglu, juara dunia lima kali di kelas WorldSSP Champion.

BACA JUGA

Menurut situs WorldSBK, Razgatlioglu adalah penggemar olahraga ekstrem, seperti jet skifliteboarding atau papan luncur di atas air, dan seluncur salju. Dia juga sering bermain gokart di Sirkuit Sofuoglu atau mengendarai sepeda motor jenis motocross. Tampaknya, benda apapun yang bermesin dan memiliki roda akan menarik minat Razgatlioglu.

Selain itu, dia bisa melakukan beberapa jenis akrobat seperti berdiri dan berjalan dengan kedua tangannya.

Mutual respect: Toprak Razgatlioglu disambut dan dipeluk rivalnya Jonathan Rea setelah sukses menjadi juara dunia Superbike di Sirkuit Mandalika, Lombok, 21 November 2021. (Jakarta Globe/Yudha Baskoro)

Di helem yang dia kenakan saat balapan, terdapat tulisan TTA. Itu merupakan singkatan dari nama depan dia, nama saudaranya, Tumay, dan nama ayahnya, Arif.

TTA juga kepanjangan dari julukan masyarakat Turki kepada ayahnya: Tek Taker Arif, yang berarti “Wheelie Arif”. Sang ayah meninggal pada 17 November 2017 dalam kecelakaan sepeda motor di Turki.

Razgatlioglu sangat menghormati dan mengidolakan ayahnya. Usai merengkuh titel juara dunia di Mandalika, dia menyampaikan prestasinya didedikasikan bagi sang ayah.

Event di Mandalika juga hari bersejarah bagi Turki – untuk pertama kali mereka memiliki seorang juara dunia Superbike.

BACA JUGA

Razgatlioglu dikenal sebagai Muslim yang taat. Karena itulah dia tidak pernah menyemprotkan apalagi meminum anggur putih Prosecco DOC yang dibagikan kepada tiga pembalap di podium. Setiap menjelang balapan di grid, dia selalu berdoa terlebih dulu.

Selebrasi khas Razgatlioglu adalah menjungkitkan ban belakang dengan pengereman keras di ban depan, dikenal dengan istilah stoppie.

Toprak Razgatlioglu melakukan stoppie untuk merayakan keberhasilan menjadi juara dunia Superbike di Sirkuit Mandalika, Lombok, 21 November 2021. (Jakarta Globe/Yudha Baskoro)

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: BeritaSatu.com

Baca Juga

Komentar

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita