Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured PSIM Yogyakarta PSS Sleman Sepak Bola Sepak Bola Indonesia

    Kasus Pengaturan Skor, Eks PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman Kena Sanksi PSSI By TRIBUNJOGJA

    7 min read

     

    Kasus Pengaturan Skor, Eks PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman Kena Sanksi PSSI

    By
    Sigit Widya
    google.com
    5 min

    TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Terlibat kasus pengaturan skor, eks PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman kena sanksi PSSI berupa larangan bermain sepak bola serta denda puluhan juta rupiah.

    Eks PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman yang terlibat kasus pengaturan skor dan kena sanksi larangan main sepak bola serta denda adalah bek Fandy Edy dan bek kiri Muhammad Diksi Hendika.

    Fandy Edy, yang bermain untuk Perserang Serang di Liga 2 2021, terkena sanksi empat tahun tak boleh main sepak bola dan dipecat oleh tim setelah terbukti terlibat kasus pengaturan skor.

    Tak hanya Fandy Edy, yang pernah memperkuat PSIM Yogyakarta di Liga 2 musim 2018 dan 2019, Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi kepada empat pemain lain Perserang Serang.

    Fandy Edy terbukti menerima ajakan seorang rekan di Perserang Serang, Eka Dwi Susanto, untuk membuat tim kalah dari RANS Cilegon FC dan Persekat Tegal pada babak pertama laga Liga 2 2021.

    Fandy Edy
    Fandy Edy

    Berdasarkan keputusan Komite Disiplin PSSIFandy Edy dikenai sanksi 48 bulan atau empat tahun larangan beraktivitas di sepak bola, denda Rp20 juta, dan 48 bulan larangan masuk area stadion.

    Menurut keterangan tertulis Komite Disiplin PSSI, sanksi yang dijatuhkan kepada Fandy Edy diputuskan berdasarkan Pasal 64 ayat (1) dan (2) poin a jo Pasal 8 jo Pasal 9 Kode Disiplin PSSI 2018.

    Kasus terungkap setelah Manajer Perserang Serang, Babay Karnawi, melaporkan lima pemain dan pelatih kepala melakukan pengaturan skor saat bersua RANS Cilegon FC, Badak Lampung FC, dan Persekat Tegal.

    Setelah melakukan konfirmasi dan mendapatkan pengakuan dari lima pemain dan pelatih kepala Perserang Serang tersebut, Babay pun langsung memutuskan untuk melakukan pemutusan kontrak atau pemecatan.

    Ketua Komite Disiplin PSSI, Erwin Tobing, menyatakan telah memeriksa 11 pemain Perserang Serang, pelatih, dan asisten pelatih sejak Senin (1/11/2021) dan memutuskan untuk menjatuhkan sanksi serta denda.

    Lima pemain yang diputus kontrak oleh Perserang Serang. (Dok Perserang Serang)

    "Setelah kami melakukan pemeriksaan, ternyata ada pemain-pemain Perserang Serang

    Erwin melanjutkan, Eka Dwi Susanto mengakui mendapatkan telepon dari seseorang tak dikenal, meminta agar Perserang Serang kalah 2-0 dari RANS Cilegon FC dan Persekat Tegal pada babak pertama.

    Sang penelepon memberi iming-iming uang Rp150 juta, membuat Eka Dwi Susanto tertarik dan mengajak Fandy Edy, Ivan Julyandhy, Ade Ivan, serta Aray Suhendri untuk memenuhi permintaan itu.

    “Kami jatuhkan hukuman karena lima pemain tersebut terlibat secara aktif maupun pasif. Kami juga menjatuhkan sanksi dan denda kepada pemain lain bernama Muhammad Diksi Hendika," ungkap Erwin.

    Lantaran melakukan taruhan dengan seorang teman, Muhammad Diksi Hendika mengontak kiper Yogi Triana supaya Perserang Serang tidak kalah dari Badak Lampung FC pada 25 Oktober 2021.

    Muhammad Diksi Hendika. (Dok PSS Sleman)

    Sekadar informasi, Muhammad Diksi Hendika pernah memperkuat PSS Sleman di Piala Presiden 2016, tetapi harus hengkang pada 2017 gara-gara regulasi jumlah maksimal lima pemain berusia di atas 25 tahun.

    PSS Sleman memulangkan Muhammad Diksi Hendika, Rudiyana, dan Muhammad Ilhamul Irhaz karena punya lima pemain di atas 25 tahun, yakni Waluyo, Risky Novriansyah, Busari, Dirga Lasut, dan Jodi Kustiawan.

    Muhammad Diksi Hendika akhirnya berlabuh di Persita Tangerang, kemudian melanglang buana ke Cilegon United FC dan Martapura FC, sebelum memutuskan banting setir berjualan cemilan secara online.

    Pemain 28 tahun tersebut menjual berbagai cemilan, antara lain, frozen food, cireng krispi, keripik singkong, cilok, dan pisang lumer, melalui Instagram untuk pemasukan tambahan sekaligus mengisi waktu luang.

    Kini, bersama eks PSIM Yogyakarta bernama Fandy Edy, eks PSS Sleman itu terlibat kasus pengaturan skor dan kena sanksi larangan main sepak bola serta denda dari Komite Disiplin PSSI(Tribunjogja)

    Komentar
    Additional JS