Juara All England dan Piala Sudirman, Ini Karier Verawaty
Minggu, 21 November 2021 | 10:40 WIB
Oleh: Jaja Suteja / JAS
Jakarta, Beritasatu.com - Kabar duka menyelimuti dunia olahraga khususnya bulutangkis. Verawaty Fajrin meninggal dunia pada Minggu (21/11/2021) di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, pada usia 64 tahun. Dalam kariernya sebagai pebulutangkis dia pernah menyabet gelar juara All England dan mengantar Indonesia menyabet Piala Sudirman 1989.
Verawaty merupakan salah satu pebulutangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dia berjaya bukan cuma dalam satu nomor saja. Dia berhasil meraih berbagai gelar juara di nomor tunggal putri, ganda putri, juga ganda campuran.
Pemain-pemain yang pernah berpasangan dengannya adalah Imelda Wigoena, Ivanna Lie, Yanti Kusmiati, Bobby Ertanto, dan Eddy Hartono. Salah satu gelar fenomenalnya, adalah juara All England 1979 bersama Imelda Wigoena.
Verawaty terlahir dengan nama Verawaty Wiharjo. Dia lahir di Jakarta, 1 Oktober 1957. Dia mencapai kejayaannya pada era 1980-an. Dengan postur 176 cm, Verawaty memang tergolong tinggi untuk atlet bulutangkis perempuan.
Dia pun digambarkan sebagai atlet yang tinggi dan bertenaga. Smesnya yang menghunjam menjadi salah satu keunggulannya dan membawanya meraih berbagai gelar.
Verawaty memang menjalani karier singkat sebagai pebulutangkis nomor tunggal putri. Namun dia tetap sukses menyabet trofi. Verawaty memenangkan Kejuaraan Dunia IBF 1980 di Jakarta atas rekan senegaranya Ivana Lie. Dia juga menjadi runner-up All England tahun itu setelah di final dikalahkan pemain Denmark Lene Koppen.
Dia memenangkan gelar SEA Games pada tahun 1981 dan Indonesia Terbuka pada tahun 1982 setelah di final menundukkan Sumiko Kitada dari Jepang.
Sebagian besar gelar awalnya di ganda putri bermitra dengan Imelda Wiguno. Bersama-sama, mereka memenangkan Asian Games (1978), Denmark Terbuka (1979), Kanada Terbuka (1979), All England (1979), serta SEA Games (1981).
Bersama Imelda, Verawaty juga menjadi runner-up di Kejuaraan Dunia tahun 1980. Dua tahun kemudian, Verawaty menjadi runner-up di All England bersama rekan senegaranya Ruth Damayanti.
Setelah jeda dalam karier bulutangkis internasionalnya dari tahun 1983 hingga 1985, Verawaty menikmati kesuksesan yang mengesankan di usia akhir dua puluhan dan awal tiga puluhan. Berpasangan dengan Ivana Lie, dia menyabet gelar ganda putri di Indonesia Open pada tahun 1986 dan 1988. Dengan Ivana pula, dia menempati posisi kedua di World Grand Prix Finals pada tahun 1986.
Kesuksesan terbesar di akhir kariernya datang saat dia memainkan nomor ganda campuran, yang sebenarnya jarang dia mainkan pada awal kariernya. Dia memenangkan Malaysia Terbuka 1986 dan 1988 masing-masing bersama Bobby Ertanto dan Eddy Hartono.
Pada tahun 1989, Verawaty dan Eddy Hartono memenangkan World Grand Prix Finals, serta Belanda Terbuka dan Indonesia Terbuka. Mereka juga mencapai babak final Kejuaraan Dunia IBF 1989 di Jakarta, tetapi tidak bisa mengalahkan ganda tangguh Korea Selatan, Chung Myung Hee dan Park Joo Bong.
Verawaty juga ikut membawa Indonesia menjadi runner-up Piala Uber di bawah Jepang yang menjadi juara pada tahun 1978 dan 1981. Berikutnya, Verawaty ikut memperkuat tim Merah Putih saat kembali menjadi runner-up setelah Tiongkok pada tahun 1986.
Prestasi puncak Verawaty dalam nomor beregu adalah membawa Indonesia menjadi juara Piala Sudirman tahun 1989. Di final Indonesia mengalahkan Korea Selatan 3-2. Hal yang istimewa, Verawaty bermain di dua nomor sekaligus dalam partai puncak ini yakni ganda putri dan ganda campuran.
Pada partai ganda putri, dia berpasangan dengan Yanti Kusmiati namun kalah oleh Hwang Hye-young/Chung So-young 12-15, 6-15. Namun kemudian dia membawa Tim Garuda merebut poin. Di nomor ganda campuran, dia berpasangan dengan Eddy Hartono dan menang atas Park Joo Bong/Chung So-young 18-13, 15-3.
Indonesia menundukkan Korea Selatan 3-2, setelah dalam partai sebelumnya Indonesia memetik poin melalui Susi Susanty di nomor tunggal putri dengan menundukkan Lee Young-suk serta tunggal putra Eddy Kurniawan yang mengalahkan Sung Han Kook. Kemenangan Verawaty/Eddy Hartono menjadi penentu Indonesia menyabet gelar Piala Sudirman untuk pertama kalinya dan hingga kini belum pernah direngkuh lagi.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar