Sri Mulyani Buka-bukaan Jumlah Anggaran PON Papua 2021, Lebih Tiga Kali Lipat dari PON 2016 di Jabar - SERAMBINEWS
Sri Mulyani Buka-bukaan Jumlah Anggaran PON Papua 2021, Lebih Tiga Kali Lipat dari PON 2016 di Jabar - Halaman all
Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM – Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan soal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang telah dikucurkan untuk perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.
Jika dirincikan, perhelatan pesta olahraga empat tahunan yang digelar di Papua itu telah menghabiskan uang negara hingga Rp 10,43 Triliun.
Angka tersebut cukup fantastis jika dibandingkan dengan perhelatan PON XIX Jawa Barat 2016 yang hanya mengabiskan anggaran Rp 3,1 Triliun.
Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, besarnya anggaran untuk perhelatan PON XX Papua 2021 karena pencairannya sudah dilakukan sejak 2018.
Hal itu diungkapkan Sri Mulyani di laman media sosial resmi Instagram-nya, Minggu (3/10/2021).
Pembengkakan dana yang dikeluarkan pemerintah pusat itu untuk keperluan pembangunan infrastruktur baru di tanah Papua.
Terutama sarana dan prasarana olahraga sejumlah cabang olahraga dalam PON XX Papua, seperti Istora Papua Bangkit.
Pembengkakan anggaran ini dinilai cukup wajar, karena PON XX Papua merupakan yang pertama digelar di Indonesia Timur.
Sehingga diperlukan pembangunan sarana infrastruktur pendukung di Papua, yang sebelumnya relatif tertinggal dibandingkan daerah lain.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya pemerintah dirasa perlu untuk membangun beberapa sarana olahraga berstandar nasional, bahkan internasional di Papua.
Sri Mulyani menyebut, penyaluran dana APBN untuk PON XX Papua dilakukan lewat berbagai skema, baik belanja langsung kementerian/lembaga maupun transfer ke APBD Provinsi Papua.
“Biaya persiapan dan penyelenggaraan PON ke 20 di Papua dibiayai sejak 2018-2021 oleh APBN (#uangkita) disalurkan melalui APBD (Dana Tambahan Infrastruktur- DTI; Dana Otonomi khusus (DOtsus); Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Aokasi Khusus Fisik (DAKF) dan Belanja KL (PUPR, Perhubungan, Menpora, Kominfo, TVRI/REI),” ungkap Sri Mulyani.
Pekan Olahraga Nasional ini menggambarkan kemajuan di tanah Papua, menunjukkan kesiapan infrastruktur dan kesiapan masyarakat Papua dalam menyelenggarakan acara besar.
Berikut rincian anggaran untuk penyelenggaraan PON XX Papua 2021
Tahun 2018 (Rp 1,092 triliun)
- Dana Tambahan Infrastruktur (DTI): Rp 881,5 miliar
- Belanja Kementerian/Lembaga: Rp 211,2 miliar
Tahun 2019 (Rp 4,386 triliun)
- Dana Tambahan Infrastruktur (DTI): Rp 716,5 miliar
- Dana Otonomi khusus (DOtsus): Rp 1,44 triliun
- Dana Bagi Hasil (DBH): Rp 1,708 triliun
- Dana Aokasi Khusus Fisik (DAKF): Rp 18,55 miliar
- Belanja Kementerian/Lembaga: Rp 999,66 miliar
Tahun 2020 (Rp 2,598 triliun)
- Dana Tambahan Infrastruktur (DTI): Rp 140,5 miliar
- Dana Otonomi khusus (DOtsus): Rp 1,44 triliun
- Dana Aokasi Khusus Fisik (DAKF): Rp 18,55 miliar
- Belanja Kementerian/Lembaga: Rp 999,66 miliar
Tahun 2021 (Rp 2,373 triliun)
- Bantuan Pemerintah Pusat melalui Kemenpora ke Papua: Rp 1,58 triliun
- Belanja Kementerian/Lembaga: Rp 793,73 miliar
Lukas Enembe, Stadion Terbaik se Asia Pasifik
Berlokasi di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Stadion Lukas Enembe dibangun untuk menyambut penyelenggaraan PON XX Papua .
PON Papua ini merupakan perhelatan olahraga tingkat nasional pertama yang berlangsung di Papua.
Lokasi stadion itu sangat strategis, karena berada di jalan poros utama yang menghubungkan Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.
Dalam sambutan Presiden Joko Widodo saat membuka PON Papua, menyebutkan, Stadion Lukas Enembe sebagai salah satu stadion terbaik di Asia Pasifik.
Presiden juga menyebutkan, Stadion Lukas Enembe adalah salah satu bukti kemajuan di tanah Papua.
Stadion ini memiliki fasilitas yang telah berstandar internasional.
Sebut saja, salah satunya lapangan sepak bola telah mengikuti standar FIFA, dengan sarana pendukung lainnya juga didatangkan langsung dari luar negeri.
Jenis rumput yang digunakan di stadion itu adalah Zoysia Matrella (Linn) Merr atau rumput Manila yang lazim digunakan di stadion-stadion besar, salah satunya di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.
Lalu, lintasan atletik sintetis di Stadion Lukas Enembe juga bersertifikasi kelas 1 standar federasi atletik internasional (IAAF).
Arena atletik berkelas dunia itu dilengkapi pula dengan sebuah lapangan pemanasan.
Untuk pencahayaan, stadion ini menggunakan LED teknologi DMX dari Philips yang bisa mengikuti beat musik dengan kekuatan 1.800 lux.
Tak hanya itu, scoring board perimeter atau papan skor digital yang terpasang di dua sisi tribun juga didatangkan dari Eropa.
Begitu pula dengan 88 unit perangkat sound system yang didatangkan langsung dari Jepang.
Secara keseluruhan, teknologi di stadion itu memang sudah sangat modern. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca Juga Lainnya:
Komentar