Pemprov Papua Tolak Sebutan Klaster PON By JAWAPOS
Pemprov Papua Tolak Sebutan Klaster PON
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fcdn-asset.jawapos.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2FOR-pentas-pembukaan-PON-1-angger-2335-2348-750x425.jpg)
JawaPos.com – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali membantah isu tujuh atlet, pelatih, dan ofisial PON XX Papua yang kabur dari tempat karantina Covid-19. Dia memastikan bahwa tujuh orang itu tidak kabur.
Sebelumnya, dikabarkan ada 7 atlet teridentifikasi positif Covid-19 yang kabur dari tempat isolasi. Satu orang pulang ke Tarakan, 2 orang ke Jambi, 3 orang ke Sidoarjo, dan 1 orang ke Jogjakarta.
’’Jadi, ada informasi tujuh orang yang seolah kabur, tapi tidak seperti itu. Untuk naik ke pesawat pasti ada suratnya, minimal antigen, dan mereka yang bepergian itu sudah harus diantigen,’’ ungkap Menpora saat ditemui di Stadion Mandala, Jayapura, Selasa (12/10).
Menurut Zainudin, tujuh orang itu sudah menjalani tes swab antigen dan dinyatakan negatif. Namun, hasil PCR yang menyatakan positif baru keluar saat mereka tiba di tempat tujuan. ’’Kenapa hasil PCR terlambat? Karena kita kekurangan fasilitas pendukung lab PCR,’’ jelasnya. Dia melanjutkan, protokol kesehatan dijaga ketat selama pelaksanaan PON. Termasuk soal administrasi keberangkatan atlet, pelatih, ofisial, dan kontingen.
Sementara itu, Pemprov Papua menegaskan bahwa temuan kasus Covid-19 dalam event PON belum bisa disebut klaster PON. Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Muhammad Musaad menjelaskan, PON XX diadakan di tengah pandemi Covid. Jadi, jika ada yang terpapar Covid-19, hal itu dianggap wajar. ’’Yang penting bagaimana cara kita mengendalikannya. Saya kira satgas sudah bekerja maksimal,’’ ujarnya kepada Cenderawasih Pos.
Dia menuturkan, berbagai kekurangan yang terjadi pada awal pembukaan PON XX bakal diperbaiki. ’’Saat pembukaan, kami akui ada kelonggaran yang luput dari perhatian karena antusiasme dan euforia masyarakat sangat tinggi,’’ tuturnya. Dia pun berjanji akan memperketat pengawasan. Terutama saat penutupan PON XX.
Dia menambahkan, atlet dan ofisial yang terpapar Covid-19 sudah divaksin. Karena itu, ketika terpapar, rata-rata mereka tidak merasakan gejala atau bergejala ringan. Saat menjalani isolasi, mereka pun bisa sembuh dengan cepat. ’’Saya kira wajar kalau ada yang terpapar Covid karena ini masih di tengah pandemi, tapi belum bisa dikatakan klaster PON. Karena masih bisa dikendalikan,’’ ucapnya.
Ketua Harian Satgas Covid-19 Papua William Manderi menerangkan, kasus Covid-19 yang terjadi selama pelaksanaan PON sudah ditangani dengan baik. Bahkan, ada atlet dan ofisial yang sembuh dalam waktu kurang dari seminggu. ’’Jadi, tidak perlu dikhawatirkan,’’ katanya.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Papua dr Silwanus Sumule SpOG (K) menginformasikan perkembangan kasus Covid-19 PON XX. Berdasar data satgas hingga Selasa (12/10), ada 87 kasus terkonfirmasi positif dari arena PON. (eri/ana/ulo/nat/c18/oni)