Cedera Lutut Bukan Akhir dari Karier Pesepakbola By Viva
Cedera Lutut Bukan Akhir dari Karier Pesepakbola
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fthumb.viva.co.id%2Fmedia%2Ffrontend%2Fthumbs3%2F2021%2F10%2F06%2F615ce06a52344-ilustrasi-cedera-lutut-pesepakbola_665_374.jpg)
VIVA – Cedera, memang jadi momok yang menakutkan bagi para atlet. Terutama bagi para pesepakbola di Tanah Air.
Hal yang paling mengerikan adalah cedera lutut. Beberapa kasus yang sudah-sudah, banyak juga dari pesepakbola hancur kariernya usai mengalami cedera lutut.
Meski demikian, ada juga yang bangkit dan kembali berkiprah usai cedera lutut.
Pertanyaannya, apakah cedera lutut bisa membahayakan untuk pemain meski sudah pulih?
Spesialis Bedah Orthopaedi Knee dan Sport Medicine dari RS Premier Bintaro, dr. Sapto Adji Hardjosworo, Sp.OT mengakui, lutut menjadi modal berharga pesepakbola. Namun kini cedera tersebut bisa diatasi.
"Lutut bagian tubuh kita yang paling tidak stabil. Dia bisa bergeser ke kiri atau kanan bahkan sampai berputar padahal kita butuh lutut yang stabil untuk bergerak," ujar dokter Sapto dalam Bincang Santai Seputar Cedera Olahraga via Zoom, Selasa 5 Oktober 2021.
"Untuk itu di lutut ada 4 urat yg kita sebut ligamen dan ada olahraga yang mempengaruhi cedera urat tersebut dan ada urat yg gampang sekali putus. Dulu memang betul kalau tidak ada penyembuhan maka pesepakbola kariernya selesai," tambahnya.
Sapto menegaskan, dengan kecanggihan teknologi saat ini, banyak dari para pesebakbola yang sembuh. Syaratnya, tentu mau untuk berjuang.
"Dengan teknologi sekarang banyak pesepakbola yang sembuh asal mereka mau berjuang untuk sembuh," ucapnya.
Ia menambahkan, memang dibutuhkan kerja ekstra bila pesepakbola tersebut ingin sembuh dan kembali ke top performa. Hal yang perlu dicatat, modal berharganya adalah kesabaran dalam menjalankan metode penyembuhan.
"Mengapa bisa sembuh, karena mau melakukan proses penyembuhan yang panjang dari operasi dan penyembuhan waktunya itu minimal enam bulan," ungkapnya.
"Bahkan untuk bisa beraktivitas kembali minimal satu tahun. Artinya kerjasama itu tak hanya dari dokter tapi si pasien itu mau apa ke depannya. Makanya dengan ada teknologi pembedahan yang baik, dokter dan pemain insya Allah bisa kariernya kembali," kata dia.