TRIBUNJOGJA.COM - Manchester United (MU) telah menetapkan tiga laga penting yang bakal menjadi penentu nasib pelatih Ole Gunnar Solskjaer. Pertama adalah laga Man United melawan Tottenham Hotspur di Liga Inggris, versus Atalanta di Liga Champions, dan kontra Manchester City di Premier League.

Di antara tiga pertandingan krusial bagi Solskjaer tersebut, berbagai media melaporkan bahwa Antonio Conte merupakan kandidat utama pelatih MU berikutnya.

Menarik disimak - walau tampak tidak ada hubungannya - fakta bahwa Conte memiliki hubungan erat dengan Tottenham Hotspur dan Atalanta yang akan menjadi bagian dari laga krusial bagi nasib Solskjaer.

Sementara ini, Ole Gunnar Solskjaer masih dipertahankan dan tiga pertandingan mendatang melawan Tottenham dan Atalanta bisa menentukan masa depannya, ditambah derby Manchester kontra City.

Laporan sebelumnya menyebut MU telah memutuskan tidak memecat Solskjaer meskipun kalah 5-0 dari Liverpool di Old Trafford pada hari Minggu.

Antonio Conte adalah salah satu kandidat yang dikaitkan dengan kursi pelatih Manchester United bersama dengan Erik Ten Hag, Zinedine Zidane dan Brendan Rodgers, laporan Football Italia dikutip Tribun Jogja hari ini.

Manchester United sementara ini memiliki 14 poin dari sembilan pertandingan Premier League. Selanjutnya, tiga pertandingan MU bakal jadi laga penentu bagi nasib Solskjaer.

Setan Merah akan menghadapi Tottenham, Atalanta dan Manchester City sebelum jeda dan menarik dinantikan bagaimana Solskjaer dapat mempertahankan statusnya di kursi pelatih bila Man United gagal memetik hasil penuh.

MU mengunjungi Tottenham Hotspur pada Sabtu, 30 Oktober, sebelum menghadapi Atalanta di Bergamo pada Selasa, 2 November dan menjamu Manchester City di Old Trafford pada 6 November.

Pintu masuk Conte

Antonio Conte yang kini diberitakan sebagai kandidat utama menggantikan Solskjaer, secara kebetulan memiliki hubungan yang ketat dengan dua dari tiga tim yang akan dihadapi Manchester United selanjutnya.

Direktur Tottenham Fabio Paratici adalah teman baik Conte dan merupakan salah satu eksekutif Juventus selama tiga tahun melatih di Allianz Stadium antara 2011 dan 2014.

Bersama-sama, mereka memenangkan tiga gelar Serie A dan satu Piala Super Italia.

Paratici meninggalkan Juventus di musim panas setelah 11 tahun di klub.

Conte, bagaimanapun, memiliki koneksi dengan Atalanta juga. Tidak banyak yang ingat bahwa Atalanta adalah klub pertamanya di Serie A sebagai pelatih.

Dia ditunjuk pada September 2009 untuk menggantikan Angelo Gregucci, tetapi dipecat pada Januari berikutnya setelah tiga kali menang, empat kali seri dan enam kali kalah dalam 13 pertandingan.

Dia dikeluarkan dari lapangan karena perbedaan pendapat dalam pertandingan pertamanya di Serie A yang bertanggung jawab atas La Dea, dalam hasil imbang 0-0 melawan Atalanta.

Atalanta masih dimiliki oleh keluarga Ruggeri saat itu, dengan Antonio Percassi yang menyelesaikan pengambilalihan klub pada Juni 2010.

Conte tidak berhubungan baik dengan penggemar Atalanta yang sering mengkritiknya selama masa jabatannya di klub, tetapi sebagian besar karena masa lalunya sebagai pemain Juventus.

(*/ose/ Tribun Jogja )