Soal Pelatih Tak Berlisensi Sesuai Kriteria di Liga 1, Ini Kata PSSI
Jakarta -
PSSI angkat bicara terkait tiga klub BRI Liga 1 2021 tak ditangani oleh pelatih berlisensi AFC Pro. Mereka adalah Persiraja Banda Aceh, Bali United, dan PSIS Semarang.
Dalam regulasi Liga 1 2021 diatur soal standar minimal lisensi yang boleh menangani klub. Hanya lisensi AFC Pro, UEFA Pro, dan lisensi lainnya yang dianggap setara.
Para pelatih yang tak memenuhi standar lisensi adalah Hendri Susilo (Persiraja), Stefano Cugurra alias Teco (Bali United), dan Imran Nahumarury (caretaker PSIS Semarang).
"Sekurang-kurangnya sertifikat AFC Pro Coaching, UEFA Pro License, atau yang setara yang mendapatkan pengakuan dari AFC yang dibuktikan dengan dokumen RECC (Recognition of Experience and Current Competence);" tulis pasal 32 poin 2.d dalam regulasi Liga 1 2021.
Hendri Susilo dan Imran Nahumarury sama-sama baru punya lisensi AFC A yang standarnya di bawah AFC Pro. Sementara Teco lisensinya didapat dari Conmebol (Konfederasi Sepakbola Amerika Selatan) yang tak diakui setara dengan lisensi AFC Pro oleh AFC.
Kata PSSI, Hendri Susilo sebenarnya sudah berniat mengambil lisensi AFC Pro pada 2020. Namun batal terlaksana lantaran situasi COVID-19. Pada 2020, segala aktivitas sepakbola nasional memang nyaris lumpuh total.
Sementara Imran Nahumarury berstatus caretaker PSIS setelah cabutnya Dragan Djukanovic sebagai pelatih kepala sesaat sebelum Liga 1 2021 dimulai. Sulit bagi PSIS mencari pelatih pengganti di tengah mepetnya waktu dan berbagai persyaratan ketat buat orang asing masuk ke Indonesia dalam situasi COVID-19 saat ini.
"Beberapa pelatih yang menangani klub sudah mendaftar sebagai peserta lisensi AFC Pro," kata Sekjen PSSI Yunus Nusi menjelaskan soal tiga pelatih tak memenuhi standar lisensi di Liga 1 2021.
"Dalam Manager Meeting dengan klub, PSSI mengakomodir keinginan klub yang karena disebabkan situasi pandemi belum bisa mendatangkan pelatih. Dan PSSI juga menunda pelaksanaan AFC Pro pada tahun 2020 karena pandemi," ujarnya menjelaskan.
Untuk sementara, mereka akan diizinkan untuk terus melanjutkan pekerjaannya bersama klubnya masing-masing. Tetapi Yunus Nusi tak menjawab sampai berapa lama mereka diberi toleransi melatih klub-klub itu.
"Rencananya tahun ini kami akan melanjutkan program lisensi AFC Pro. Kami masih menunggu persetujuan dari AFC," tutur Yunus Nusi.
Sengkarut masalah lisensi tiga pelatih ini menjadi sorotan. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dianggap tak menjalankan regulasi yang mereka buat sendiri.
Bali United misalnya yang mengakali masalah ini dalam pertandingan pembuka Liga 1 saat jumpa Persik Kediri, Jumat (27/8/2021). Dalam daftar susunan pemain (DSP) yang dirilis panitia pelaksana, nama Teco didaftarkan sebagai manajer, bukan pelatih kepala.
Adapun pelatih kepala Bali United dalam DSP tersebut dijabat oleh Yogie Nugraha yang dicantumkan sebagai pelatih interim (caretaker). Padahal, Yogie Nugraha dikenal sebagai pelatih fisik.
Sebelumnya, PT LIB pernah membuat pernyataan terkait lisensi Hendri Susilo. Operator kompetisi memberikan memaklumi situasi Persiraja yang tak ditangani pelatih tak seusai kriteria.
"Soal pelatih ranah PSSI. Persiraja (Hendri Susilo) itu sudah mengajukan (AFC Pro). Jadi, intinya bukan sama sekali tak punya effort untuk mendapatkan lisensi AFC Pro. Tapi sudah daftar sebelum liga untuk kursusnya, dan diskusi dengan PSSI dan Persiraja diberi kemudahan," kata Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita pada 4 Agustus lalu.
(aff/krs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar