Pria Tertinggi Kedua di Dunia Jadi Senjata Rahasia Iran di Paralimpiade Tokyo - TRIBUNNEWS
Pria Tertinggi Kedua di Dunia Jadi Senjata Rahasia Iran di Paralimpiade Tokyo
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fcdn-2.tstatic.net%2Fbali%2Ffoto%2Fbank%2Fimages%2Fmorteza-mehrzadselakjani.jpg)
TRIBUN-BALI.COM, TOKYO -Memiliki tinggi badan dua meter, 46 sentimeter atau delapan kaki, satu inci, Morteza Mehrzadselakjani adalah senjata rahasia tim voli duduk Iran dalam Paralimpiade Tokyo 2020.
Akrab disapa Mehrzad, atlet paralimpiade tertinggi dalam sejarah ini juga merupakan pria tertinggi kedua di dunia.
Dia membantu Iran mempertahankan gelar Paralimpiade pada Sabtu 4 September 2021.
Iran meraih emas setelah menang 3-1 (25-21; 25-14; 19-25; 25-17) atas tim Komite Paralimpik Rusia (RPC).
Baca juga: Paralimpiade Tokyo 2020 Berakhir, Parsons: Atlet Mengubah Kehidupan
Baca juga: Widiasih Cs Lampaui Target, Indonesia Peringkat 43 Paralimpiade Tokyo, Raih 2 Emas
Setelah memenangkan tujuh medali emas sejak 1988, kemenangan itu semakin mengukuhkan dominanasi Iran di paralimpiade.
Mehrzad, yang juga merupakan bagian dari tim pemenang di Paralimpiade Rio lima tahun lalu, mencatatkan 25 spike, dua blok, dan satu ace di final melawan RPC, satu-satunya tim selama turnamen yang berhasil menang satu set melawan Iran .
Dia memimpin skor dengan 28 poin untuk Iran, sementara rekan setimnya Meisam Ali Pour menyumbang 17 dan Viktor Milenin mencetak 30 poin untuk RPC.
Mehrzad yang berusia 33 tahun mulai bermain bola voli duduk untuk tim nasional enam bulan sebelum Olimpiade Rio.
Sebelum laga final Paralimpiade Tokyo ini, dia mengakui bagaimana olahraga itu telah mengubah hidupnya.
"Sebelum mulai bermain bola voli duduk, saya duduk di rumah karena saya malu dengan tinggi badan saya," katanya setelah Irang menang di semifinal atas Bosnia dan Herzegovina.
"Setelah saya berada di sebuah program TV, program voli duduk meminta saya untuk bergabung dan (kejadian) itu seperti sulap. Itu banyak mengubah hidup saya."
Duduk di lantai dengan tangan terangkat, Mehrzad mencapai ketinggian lebih dari enam kaki (1,8 meter), menjadikannya aset tak ternilai di lapangan voli.
Namun, dia mengaku merasa tidak nyaman menerima begitu banyak sorotan dibandingkan rekan satu timnya.
"Ini sangat sulit bagi saya," kata Mehrzad, yang didiagnosis dengan akromegali pada usia muda. Kondisi yang menyebabkan orang memiliki hormon pertumbuhan berlebih.
Sebagai seorang remaja, patah tulang panggul yang disebabkan oleh kecelakaan sepeda menghentikan pertumbuhan kaki kanannya.
Insiden itu membuat kaki kanan Mehrzad lebih pendek dari kirinya, dan membuatnya sulit berjalan.
"Saya hanya lebih tinggi dari anggota tim lainnya, tetapi semua tim sangat penting, mereka masing-masing memainkan peran mereka dengan cara terbaik," ujarnya.
"Saya hanya anggota (tim), saya juga berusaha bermain dengan cara terbaik ... Ya, situasi fisik saya sangat penting untuk bola voli duduk. Saya hanya menggunakan potensi saya."
Iran mengalahkan Jerman, Brasil, China dan Bosnia dan Herzegovina di Tokyo sebelum menghadapi RPC di final.
Kemenangan kelima dalam kompetisi ini berarti bahwa Iran telah memenangkan tujuh emas dan dua perak dalam bola voli duduk, dalam sembilan Paralimpiade terakhir.