Penjelasan Komite Cabut Medali Emas dan Rekor Dunia Atlet Paralimpiade Malaysia - Kompas
Penjelasan Komite Cabut Medali Emas dan Rekor Dunia Atlet Paralimpiade Malaysia
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fasset.kompas.com%2Fcrops%2Fe0xBoXIyPCNrD7w8hJVZIhugwFg%3D%2F0x0%3A1999x1333%2F750x500%2Fdata%2Fphoto%2F2021%2F09%2F02%2F613048f2cab14.jpg)
TOKYO, KOMPAS.com - Komite Paralimpiade Internasional pada Rabu (1/9/2021) menjelaskan keputusannya mendiskualifikasi atlet tolak peluru Malaysia, Muhammad Ziyad Zolkefli, yang meraih medali emas bahkan memecahkan rekor dunia.
Muhammad Ziyad Zolkefli datang terlambat di final tolak peluru F20 Paralimpiade Tokyo 2020, Selasa (31/8/2021), tetapi masih diizinkan bertanding.
Kategori F20 dalam tolak peluru adalah untuk atlet dengan disabilitas intelektual.
Baca juga: Netizen Malaysia Marah Besar Emas Paralimpiade Dicabut, Kedubes Ukraina sampai Gembok Akun Medsos
Konflik kemudian terjadi setelah Muhammad Ziyad Zolkefli meraih medali emas dan memecahkan rekor dunia, tetapi tidak diakui panitia.
Muhammad Ziyad Zolkefli didiskualifikasi bersama dua atlet tolak peluru lainnya.
Ofisial memutuskan, ketiga atlet tersebut tidak memiliki alasan kuat atas keterlambatannya masuk Call Room (ruang panggil).
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Medali emas lalu dicabut dari Muhammad Ziyad Zolkefli dan diberikan ke Maksym Koval dari Ukraina.
Juru bicara Komite Paralimpiade Internasional, Craig Spence, mengatakan bahwa wasit memutuskan tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk keterlambatan Ziyad. Bandingnya juga ditolak.
Meskipun demikian, Spence berujar atlet Ukraina yang diberi medali emas sekarang mendapat banyak hujatan dari orang Malaysia.
"Orang-orang menyebut Ukraina mencuri emas. Tidak, sama sekali tidak. Orang Ukraina tidak ada hubungannya dengan itu. Para atletnya yang terlambat," kata Spence dikutip dari AFP.