Pengamat: Peluang Emas Indonesia Juara di Piala Sudirman
Greysia/Apriyani salah satu tumpuan Indonesia di Piala Sudirman 2021. (REUTERS/LEONHARD FOEGER)
Jakarta, CNN Indonesia --
Pengamat olahraga nasional M. Kusnaeni menyebut jadi juara Piala Sudirman 2021 bukan hal yang mustahil buat skuad Indonesia sekaligus memperbaiki hasil di edisi sebelumnya.
Sudirman Cup 2021 akan berlangsung pada 26 September hingga 3 Oktober 2021 di Vantaa, Finlandia. Dari hasil drawing yang telah digelar secara virtual, Rabu (25/8), diketahui bahwa Indonesia berada di Grup C Sudirman Cup 2021 bersama dengan Denmark, Rusia, dan Kanada.
Saat ini, Indonesia disebut Kusnaeni memiliki kekuatan di empat nomor pertandingan yakni tunggal putra, ganda putra, ganda campuran, dan ganda putri. Meskipun masih terbilang lemah di tunggal putri.
Tunggal putra diwakili Anthony Sinisuka Ginting yang menghuni peringkat lima dunia, Jonatan Christie di peringkat ketujuh yang bakal tampil bersama dengan Shesar Hiren Rustavito yang saat ini berada di urutan ke-19 ranking tunggal putra BWF per 7 September 2021.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2021%2F08%2F02%2Folympics-2020-bdmm-singles-fnl-000200-1_169.jpeg%3Fw%3D620)
Anthony Ginting akan jadi andalan di sektor tunggal putra. (REUTERS/Leonhard Foeger)
Peringkat 21 BWF di tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung masih menjadi tumpuan buat Indonesia di Piala Sudirman. Kali ini, Gregoria akan didampingi dua pemain junior, yakni Putri Kusuma Wardani yang berlabel juara dunia junior dan Ester Nurumi Tri Wardoyo.
Untuk kategori ganda putra, tiaga pasangan terbaik Indonesia bakal mengambil tempat. Mereka adalah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang berada di puncak ranking dunia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di urutan kedua, serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang saat ini ada di urutan ketujuh.
Peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dari sektor ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu ditemani pasangan muda, Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Sedangkan ganda campuran diwakili peringkat 4 BWF, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Pitha Haningtyas Mentari/Rinov Rivaldy yang sekarang menduduki peringkat 21 dunia.
"Kita ada kekuatan di empat nomor, ganda putra, ganda putri, tunggal putra, dan ganda campuran. Walaupun Praveen Jordan/Melati Daeva gagal di Olimpiade kemarin tapi menurut saya mereka masih menjadi salah satu yang terbaik di elite dunia," ujar Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com, Selasa (21/9).
"Jadi ada empat nomor yang seharusnya bisa menyumbangkan poin kemenangan. Itu juga jadi modal besar dan kuat untuk Indonesia jadi juara di Piala Sudirman kali ini."
Kehadiran empat pemain muda dalam Skuad Tim Indonesia di Sudirman Cup 2021 juga disebut Kusnaeni membawa warna tersendiri. Kehadiran pemain muda juga menjadi bagian dari strategi pelatih untuk ke depan, khususnya di tunggal putri yang sampai saat ini disebut masih menjadi salah satu titik kelemahan Indonesia di turnamen beregu seperti Piala Sudirman.
"Kalau melihat rekornya, tunggal putri yang senior juga kan tidak melulu sumbang poin, mau lawan siapa saja berat. Maka itu dikasih kesempatan ke pemain muda yang punya potensi. Jadi kehadiran pemain muda lebih ke pertimbangan taktik dan prospek ke depan."
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2021%2F02%2F25%2Fbanner-video-highlights-motogp-2021.jpeg%3Fw%3D657)
"Dengan materi tunggal putri kita yang harus diakui lemah, makanya PBSI berani menurunkan pemain muda. Kalau pemain seniornya tidak bisa memberikan jaminan poin, setidaknya pemain muda bisa mendapatkan pengalaman berharga ketika diberikan kesempatan bermain," sebutnya.
Menyoal peta kekuatan lawan untuk menjadi juara Grup C bukan hal yang sulit. Di antara Kanada dan Rusia, Denmark diakui menjadi batu sandungan yang cukup berbahaya buat Indonesia lolos sebagai juara Grup C.
Indonesia diprediksi Kusnaeni baru akan menemukan lawan yang lebih kuat selepas dari fase grup. Terutama ketika menghadapi Jepang, Korea Selatan dan China.
Sejak semifinal menuju final Indonesia disebut Kusnaeni baru akan menghadapi perlawanan yang sesungguhnya dari Jepang, Korea Selatan dan China yang punya kekuatan merata.
"Menurut saya lawan yang paling berat Jepang dan China. Mudah-mudahan ketemunya di final. Kalau China saat ini peluang lebih berimbang dari Jepang dengan kekuatan yang merata di setiap sektor," ungkapnya.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikutnya...
Sementara itu, mantan pebulutangkis tunggal putri Indonesia yang masuk dalam skuad Piala Sudirman ke Tanah Air untuk pertama kalinya pada 1989, Susy Susanti menyebut raihan dua medali di Olimpiade Tokyo 2020 lalu membawa efek positif buat penampilan Tim Indonesia di Piala Sudirman 2021.
Indonesia berhasil meraih dua medali dari Olimpiade Tokyo 2020, yakni medali emas dari ganda putri melalui Greysia/Apriyani dan medali perunggu dari Anthony Ginting. Ditambah amunisi baru kekuatan dari pemain muda disebut Susy diharapkan bisa menambah peluang prestasi.
PBSI dipastikan Susy tidak sembarangan dalam menilai dan menentukan pemain yang akan dibawa ke Piala Sudirman 2021. Meski berstatus junior, jika dipilih pelatih untuk bermain, seluruh pemain di tim punya tanggung jawab yang sama untuk mengambil poin di pertandingan yang dimainkan.
"Hasil di Olimpiade itu membuat kepercayaan diri pemain pasti jadi lebih besar. Semangat baru, tenaga baru dan diharapkan bisa menghasilkan prestasi baru. PBSI sangat percaya pemain muda mampu bersaing dan mereka juga harus menunjukkan kemampuannya."
"Ini kesempatan atlet-atlet muda untuk berprestasi setinggi-tingginya karena turnamen ini cukup penting dan ini kesempatan baik buat mereka untuk tampil terbaik dengan harapan mereka bisa ambil poin, tugasnya sama, tanggung jawab sama dengan pemain senior," jelas Susy.
Menyoal peluang, Susy mengatakan dengan kekuatan yang cukup merata di hampir semua sektor membuat pemain harus siap. Khususnya masuk di delapan besar karena lawan yang dihadapi adalah negara-negara kuat.
Status juara grup juga disebut Susy sangat berarti buat Tim Indonesia untuk menambah rasa percaya diri di fase berikutnya. Untuk itu, satu per satu lawan harus dihadapi mulai dari fase grup.
"Kans selalu ada, cuma kalau lihat komposisi lawan ada negara yang merata banget di semua sektor, seperti Jepang dan China. Secara prestasi dan ranking dua negara itu punya kekuatan yang rata. Kali ini maunya sih juara, tapi semua pasti berusaha untuk yang terbaik. Minimal sama seperti dua tahun lalu atau lebih baik bisa lah ya," terangnya.
Di Piala Sudirman, Indonesia tercatat baru sekali menjadi juara yakni pada edisi perdana di 1989. Saat itu Indonesia mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2. Di edisi terakhir Piala Sudirman pada 2019 lalu, langkah Indonesia terhenti di babak semifinal.
Indonesia kalah dengan skor 1-3 dari Jepang. Gelar juara akhirnya direbut oleh China yang menaklukkan Jepang dengan skor 3-0 di babak final.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar