Pelatih Eko Yuli Terkesan Pelayanan NOC Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 - detikSport

 

Pelatih Eko Yuli Terkesan Pelayanan NOC Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Pelatih Eko Yuli Irawan, Lukman, mengungkap perlakuan baik NOC Indonesia selam Olimpiade 2020 di Tokyo.Foto: dok.Istimewa)
Pelatih Eko Yuli Irawan, Lukman, mengungkap perlakuan baik NOC Indonesia selam Olimpiade 2020 di Tokyo.Foto: dok.Istimewa)

Jakarta -

Olimpiade 2020 Tokyo meninggalkan kesan buat Lukman. Pelatih angkat besi Indonesia ini kagum dengan pelayanan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).

Lukman sebenarnya pelatih Timnas Angkat Besi Thailand. Tetapi ia dipinjam guna menangani lifter Eko Yuli Irawan untuk Olimpiade 2020.

Lukman mengatakan, baru kali ini ia merasa insan olahraga Indonesia mendapat perlakuan istimewa. Baik persiapan, keberangkatan, pelayanan selama di Desa Atlet, hingga kepulangan.

"Saya sudah lima kali ikut mendampingi atlet angkat besi di Olimpiade, tetapi baru kali ini saya rasakan pelayanan yang berbeda," kata Lukman dalam rilis NOC Indonesia.

"Bukan cuma atlet yang mendapat perhatian, tetapi juga pelatih dan tim support. Fasilitas kamar diberikan sangat layak, kami mendapat tes pcr/antigen berkala karena menjalankan pelatnas pada masa pandemi ini dan tidak ada perlakuan yang berbeda," ujarnya menambahkan.

Sebelum menangani Timnas Angkat Besi Thailand, Lukman pernah mendampingi lifter-lifter Indonesia di Olimpiade 2000 Sydney, Athena (2004), Beijing (2008), dan London (2012).

Meski berkiprah di luar negeri, ia bukan sosok baru di dunia olahraga Indonesia. Ia merupakan juru taktik yang telah mengantarkan Eko Yuli meraih perunggu dan Triyatno meraih perak pada Olimpiade 2012 London.

Namanya sempat hilang di percaturan angkat besi Tanah Air dan kini ia terikat kontrak dengan Federasi Angkat Besi Thailand. NOC Indonesia secara khusus mengupayakan dirinya kembali ke Tanah Air sebagaimana permintaan Eko Yuli.

Lukman mengakui peran NOC Indonesia sangat besar dalam mengupayakannya dirinya untuk diizinkan Federasi Angkat Besi Thailand kembali ke Tanah Air.

"Tanpa ada surat permintaan dari NOC Indonesia mungkin saya tidak diizinkan Federasi Angkat Besi Thailand. Apalagi, saya masih terikat kontrak," ungkapnya.

"Mungkin saat Pak Okto (Raja Sapta Oktohari) menjadi CdM pada 2016, atlet juga mendapat penerbangan kelas bisnis saat ke Rio de Janeiro. Dan, saat beliau menjabat sebagai Ketua NOC Indonesia ini dipertahankan, bahkan lebih baik," tutur Lukman.

"Apresiasi-apresiasi yang diterima saat ini untuk pelatih juga luar biasa. Ini membuktikan bahwa beliau benar-benar memiliki komitmen serius untuk olahraga Indonesia. Pak Rosan juga sangat memerhatikan atlet dan ofisial dan sering mengajak kami berdiskusi," ujarnya.

Berbicara peluang Eko untuk 2024, Lukman yakin anak latihnya itu masih bisa mampu unjuk gigi. Dengan catatan, katanya, Eko mendapat program latihan yang menunjang performanya.

Apalagi meski belum bisa mendapat medali emas di Tokyo, Eko membuktikan telah menjadi lifter pertama di Indonesia dan kedua di dunia yang tampil pada empat Olimpiade dan semuanya membawa pulang medali.

"Terkait usia tak jadi soal asalkan Eko menjalani program yang sesuai. Ada contoh lifter China yang berusia 37 tahun Lu Xiaojun meraih medali emas di 81 kg putra pada Olimpiade kemarin. Saya masih memiliki keyakinan, ia masih berpotensi meraih ambisi mendapat emas di Olimpiade," tambahnya.

Simak Video "Sekelompok Kecil Aksi Protes Olimpiade Tokyo 2020"
[Gambas:Video 20detik]

(cas/aff)

Baca Juga

Komentar

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita