Mengacu ke peraturan internasional, gulat tiadakan perunggu ganda
Selasa, 28 September 2021 14:56 WIB
Merauke (ANTARA) - Technical Delegate cabang olahraga gulat PON Papua, Yahya Madjid, mengatakan, pertandingan gulat di pesta olahraga nasional empat tahunan itu akan mengacu kepada peraturan internasional, sehingga tidak akan ada medali perunggu ganda di setiap kelas atau kategori.
"Kami mengacu kepada peraturan gulat internasional, hanya satu perunggu di setiap kelas atau kategori," ujar Yahya dalam keterangan pers, Selasa.
Hal itu berarti atlet yang terhenti di semifinal tetap akan bersaing untuk memperebutkan tempat ketiga.
Gulat akan dipertandingkan setelah cabang olahraga wushu usai di GOR KONI Merauke pada 8-14 Oktober dengan memperebutkan 18 medali emas dari enam kelas di kategori gaya bebas putra dan gaya grego putra, serta enam kelas di gaya bebas putri.
Panitia pelaksana saat telah menyiapkan arena berlatih untuk atlet di GOR Hiad Sai, Merauke sebelum para peserta resmi bertanding. Yahya pun berharap semua peserta dapat tiba di Merauke paling lambat pada 5 Oktober nanti.
Sebagai penanggung jawab pertandingan gulat pada PON Papua, Yahya terus berupaya agar penyelenggaraan kompetisi selama enam hari itu berlangsung baik, lancar, aman dan nyaman. Dia pun menjamin tidak akan ada peserta yang terlantar, termasuk soal penjemputan setibanya di bandara.
"Cabang olahraga gulat harus aman dari gangguan, baik dari dalam atau luar gedung pertandingan,” ujar Yahya Madjid, yang terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak berwenang, baik menyangkut keamanan dan pengamanan maupun kesehatan.
"Prinsipnya, kompetisi gulat harus berjalan lancar, siapa pun yang mencoba-coba melakukan keributan akan langsung berhadapan dengan petugas keamanan. Pokoknya, zero accident," kata Yahya Madjid, mengulang pernyataan dari penanggung jawab keamanan klaster Merauke, Kapolsek/KP3 Merauke, Iptu Lalang.
Kemudian, Yahya mengungkapkan bahwa panitia pelaksana kali ini bertumpu kepada kalangan millenial untuk kesuksesan kelangsungan kompetisi gulat di PON Papua.
"Kendati sebagian besar dari 100-an perangkat pertandingan cabang olahraga ini dari kalangan millenial, namun wawasan dan pengetahuan mereka tentang pertandingan gulat teruji," ungkap Yahya
Sebanyak 25 wasit dan 27 perangkat pertandingan dari Jakarta akan bertolak ke Merauke pada 3 dan 4 Oktober. Di Merauke, ada 38 tenaga lokal, serta 12 perangkat dari Jayapura. Pada 6 dan 7 Oktober diadakan refreshing wasit dan perangkat pertandingan.
Baca juga: Eko Roni adalah bukti, PON sebagai jalan menuju pentas dunia
Baca juga: Tiga bersaudara jadi tumpuan gulat kaltim raih emas PON
Baca juga: Kalsel andalkan Fahriansyah dulang emas gulat PON Papua
"Kami mengacu kepada peraturan gulat internasional, hanya satu perunggu di setiap kelas atau kategori," ujar Yahya dalam keterangan pers, Selasa.
Hal itu berarti atlet yang terhenti di semifinal tetap akan bersaing untuk memperebutkan tempat ketiga.
Gulat akan dipertandingkan setelah cabang olahraga wushu usai di GOR KONI Merauke pada 8-14 Oktober dengan memperebutkan 18 medali emas dari enam kelas di kategori gaya bebas putra dan gaya grego putra, serta enam kelas di gaya bebas putri.
Panitia pelaksana saat telah menyiapkan arena berlatih untuk atlet di GOR Hiad Sai, Merauke sebelum para peserta resmi bertanding. Yahya pun berharap semua peserta dapat tiba di Merauke paling lambat pada 5 Oktober nanti.
Sebagai penanggung jawab pertandingan gulat pada PON Papua, Yahya terus berupaya agar penyelenggaraan kompetisi selama enam hari itu berlangsung baik, lancar, aman dan nyaman. Dia pun menjamin tidak akan ada peserta yang terlantar, termasuk soal penjemputan setibanya di bandara.
"Cabang olahraga gulat harus aman dari gangguan, baik dari dalam atau luar gedung pertandingan,” ujar Yahya Madjid, yang terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak berwenang, baik menyangkut keamanan dan pengamanan maupun kesehatan.
"Prinsipnya, kompetisi gulat harus berjalan lancar, siapa pun yang mencoba-coba melakukan keributan akan langsung berhadapan dengan petugas keamanan. Pokoknya, zero accident," kata Yahya Madjid, mengulang pernyataan dari penanggung jawab keamanan klaster Merauke, Kapolsek/KP3 Merauke, Iptu Lalang.
Kemudian, Yahya mengungkapkan bahwa panitia pelaksana kali ini bertumpu kepada kalangan millenial untuk kesuksesan kelangsungan kompetisi gulat di PON Papua.
"Kendati sebagian besar dari 100-an perangkat pertandingan cabang olahraga ini dari kalangan millenial, namun wawasan dan pengetahuan mereka tentang pertandingan gulat teruji," ungkap Yahya
Sebanyak 25 wasit dan 27 perangkat pertandingan dari Jakarta akan bertolak ke Merauke pada 3 dan 4 Oktober. Di Merauke, ada 38 tenaga lokal, serta 12 perangkat dari Jayapura. Pada 6 dan 7 Oktober diadakan refreshing wasit dan perangkat pertandingan.
Baca juga: Eko Roni adalah bukti, PON sebagai jalan menuju pentas dunia
Baca juga: Tiga bersaudara jadi tumpuan gulat kaltim raih emas PON
Baca juga: Kalsel andalkan Fahriansyah dulang emas gulat PON Papua
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Komentar
Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE
Komentar