Kenang Markis Kido, Hendra/Ahsan: Orangnya Iseng dan Ngemong
JAKARTA, iNews.id - Wafatnya pebulu tangkis Markis Kido pada pertengahan tahun 2021 mengagetkan dunia olahraga Indonesia. Meski sudah tiada, kenangan tentang Kido masih disimpan dengan baik oleh pasangan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Pada 14 Juni 2021, dunia olahraga terutama perbulutangkisan Indonesia berduka. Mantan atlet ganda putra Markis Kido dinyatakan meninggal dunia.
Peraih emas di Olimpiade Beijing 2008 itu terkena serangan serangan jantung saat bermain bulu tangkis di Tangerang. Kido pun dimakamkan sehari setelahnya di TPU Kebon Nanas, Jakarta Timur.
Sebagai pebulu tangkis top saat masih berkarier, Kido jelas menjadi sosok yang mudah diingat koleganya. Khususnya oleh mantan duetnya di lapangan, Hendra Setiawan.
Hendra pun diminta menceritakan kenangan menarik mengenai Kido oleh legenda bulu tangkis Liliyana Natsir di Youtube PB Djarum, Senin (30/8/2021). Menurut Hendra, Kido dianggap sosok yang iseng pada orang lain.
Editor : Dimas Wahyu Indrajaya
"Kido itu kan iseng orangnya. Semua orang pasti diisengin. Jadi itu yang paling menarik dari dia," kata Hendra.
Liliyana juga menanyakan hal serupa pada Ahsan. Meski tidak pernah berduet, Ahsan terbilang sering bertemu sampai berbagi ilmu dengan Kido. Hal itu wajar karena Ahsan sempat berpasangan dengan adik Kido, Bona Septano.
Ahsan mengaku sering mampir ke rumah Kido yang sering dipanggilnya uda. Hubungan junior-senior membuat Ahsan melihat Kido sebagai sosok yang ngemong.
"Waktu saya masih baru-baru masuk pelatnas uda itu suka ngajak ke rumahnya. Benar-benar dekat. Orangnya ngemong lah. Saya diberi banyak ilmu seperti ini, seperti itu," ucap Ahsan.
Liliyana sendiri membenarkan bahwa Kido adalah orang yang iseng. Apalagi Liliyana sudah kenal Kido sejak masih menjadi atlet junior.
"Ya pokoknya kalau ada dia tuh ketawa terus kita. Karena ada aja yang diceritain. Kalo ada yang menurut kita nggak teralu lucu dia bisa ketawa lucu banget, jadi kita ketawa juga," cerita pemilik panggilan Butet itu.
Editor : Dimas Wahyu Indrajaya
Komentar