Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Paralimpiade 2020 Paralimpiade Tokyo

    Makna Dalam Baju Tradisional Kontingen Indonesia di Opening Ceremony By JAWAPOS.

    3 min read

     

    Makna Dalam Baju Tradisional Kontingen Indonesia di Opening Ceremony

    By
    JAWAPOS.COM
    google.com
    4 min
    Kontingen Indonesia dalam defile Opening Ceremony Paralimpiade Tokyo 2020 di Olympic Stadium
    Kontingen Indonesia dalam defile Opening Ceremony Paralimpiade Tokyo 2020 di Olympic Stadium

    JawaPos.com-Opening ceremony Paralimpiade Tokyo 2020 berlangsung dengan sangat menarik di Olympic Stadium malam ini (24/8). Mengusung tema “We Have Wings” pembukaan Paralimpiade bercerita tentang harapan, dukungan, dan sikap pantang menyerah.

    Kontingen Indonesia yang hadir dalam defile tampil prima. Tim Indonesia mengenakan baju tradisional yang unik. Kostum tersebut dimodifikasi dari sejumlah baju khas dari budaya Sumatera, Bali, Kalimantan, dan Papua. Seragam defile tersebut mewakili keindahan dan keragaman budaya Indonesia.

    Menurut keterangan resmi NPC Indonesia, baju defile Paralimpiade Indonesia merupakan hasil karya perancang busana asal Solo, Rory Wardana Poesponingrat. Rory mengangkat tema “Ratna Mutu Manikam.” Itu adalah kumpulan permata yang berkilau.

    Pakaian adat modifikasi ini dikenakan oleh dua atlet yang membawa bendera dengan menggunakan kursi roda yakni Hanik Puji Astuti (atlet para-menembak) dan Jaenal Aripin (atlet para-atletik). Mereka didampingi dua orang yang mendorong kursi roda. Yakni Ajeng Widha Paramitha dan Purwo Adi Sanyoto.

    Pakaian adat yang dikenakan keempat orang di barisan terdepan tersebut memiliki warna khas yaitu merah-putih.

    Hanik Puji Astuti memakai modifikasi baju adat Sumatera. Baju itu berwarna merah yang terbuat dari kain beludru. Baju itu dipadukan dengan songket merah dari pulau Sumatera dengan kombinasi benang putih. Itu ditambah dengan ikat kepala yang didesain simpel dan tidak terlalu berat.

    Sementara itu, Jaenal Aripin memakai kostum modifikasi dari Bali. Dia menggunakan Udeng Bali putih. Kostum pria tersebut terbuat dari kain jaguar berwarna merah dengan ornamen bordir emas serta menutupi kain prada merah putih.

    Sementara itu modifikasi pakaian yang dipakai Ajeng Widha merupakan perwakilan dari daerah Kalimantan. Baju itu berwarna merah yang terbuat dari kain motif jaguar dengan detail cumi-cumi Kalimantan. Baju itu dihiasi manik-manik. Kemudian ikat kepala menggunakan tiruan Bulu Burung Engga.

    Pakaian adat yang dipakai oleh Purwo Adi merupakan hasil modifikasi dari Papua. Baju itu menggunakan kain beludru merah sebagai pakaian atasan. Itu ditambah kalung yang terbuat dari tiruan taring babi hutan. Mahkotanya terbuat dari bulu kasuari tiruan dan cangkang. Untuk kostum bagian bawah menggunakan akar rumbai.

    Sementara itu, di belakang rombongan pembawa bendera Merah-Putih terdapat kontingen yang masuk dalam barisan defile yakni Deputi Chef de Mission, Naek Parulian Washington, Wasekjen NPC Indonesia Rima Ferdianto, dan Andar Perdana Widiastono (CLO).

    Para atlet yang ikut defile adalah atlet para-atletik Saptoyogo Purnomo, Setiyo Budi Hartanto, Karisma Evi Tiarani, Famini, Putri Aulia, Elvin Elhudia Sesa, Bolo Triyanto (para menembak), Muhamad Nurachman (pelatih para bulu tangkis), Slamet Djauhari (ofisial para renang), dan Irfan Dwi Nurfianto (ofisial para bulu tangkis).

    Komentar
    Additional JS