Kisah Atlet Israel Peraih Medali Emas Olimpiade, Dilarang Nikah karena Bukan Yahudi Tulen
Artem Dolgopyat (tengah) merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020 (Foto: AP)
TEL AVIV, iNews.id - Artem Dolgopyat berjasa bagi negaranya Israel karena mempersembahkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 cabang olahraga senam. Namun pria kelahiran Ukraina itu harus menghadapi kenyataan pelik, dilarang menikah oleh pemerintah Israel karena dianggap bukan Yahudi tulen.
Menurut ibunda Dolgopyat, Angela, putranya tidak diizinkan menikah oleh pihak berwenang Israel karena dianggap bukan Yahudi menurut hukum Ortodoks.
"Pemerintah tidak mengizinkan dia menikah," kata Angela, kepada 103FM, seperti dilaporkan kembali Associated Press, Selasa (3/8/2021).
Angela menambahkan, putranya dan sang kekasih sudah hidup bersama selama 3 tahun tanpa status resmi. Mereka harus menikah di luar negeri.
"Mereka harus pergi ke luar negeri, tapi (otoritas) tidak membolehkannya ke luar negeri karena dia harus selalu latihan (senam)," katanya.
Di bawah 'Hukum Pengembalian', seseorang diterima sebagai warga Israel jika memiliki setidaknya satu kakek atau nenek Yahudi. Ayah Dolgopyat memang seorang Yahudi, namun Angela tidak. Di bawah 'halacha' atau hukum Yahudi, seseorang harus memiliki ibu Yahudi untuk diterima sebagai penganut Yahudi.
Hukum ini pula yang menyebabkan puluhan ribu warga, mayoritas eksodus dari bekas negara pecahan Uni Soviet, tinggal di negara itu, bahkan bertugas sebagai tentara, namun tak punya hak untuk menjalankan ritual Yahudi dalam pernikahan maupun pemakaman.
Israel tidak memiliki sistem pernikahan sipil. Pernikahan Yahudi harus dilakukan oleh seorang rabi yang mendapat wewenang dari Kepala Rabbinat. Pasangan Muslim dan Kristen juga harus menikah menurut agama masing-masing.
Pasangan sesama jenis, berbeda agama, serta warga Israel yang tidak dianggap Yahudi berdasarkan halacha, tidak bisa menikah di Israel. Mereka harus menikah di luar negeri untuk mendapatkan status.
Upaya untuk melegalkan pernikahan sipil berulang kali gagal karena ditentang partai-partai ultra-Ortodoks yang memiliki pengaruh besar secara politik.
Editor : Anton Suhartono
[Category Opsi Informasi, Olahraga]
[Tags Featured, Olimpiade Tokyo, Olimpiade 2020]
Artem Dolgopyat (tengah) merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020 (Foto: AP)
TEL AVIV, iNews.id - Artem Dolgopyat berjasa bagi negaranya Israel karena mempersembahkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 cabang olahraga senam. Namun pria kelahiran Ukraina itu harus menghadapi kenyataan pelik, dilarang menikah oleh pemerintah Israel karena dianggap bukan Yahudi tulen.
Menurut ibunda Dolgopyat, Angela, putranya tidak diizinkan menikah oleh pihak berwenang Israel karena dianggap bukan Yahudi menurut hukum Ortodoks.
"Pemerintah tidak mengizinkan dia menikah," kata Angela, kepada 103FM, seperti dilaporkan kembali Associated Press, Selasa (3/8/2021).
Angela menambahkan, putranya dan sang kekasih sudah hidup bersama selama 3 tahun tanpa status resmi. Mereka harus menikah di luar negeri.
"Mereka harus pergi ke luar negeri, tapi (otoritas) tidak membolehkannya ke luar negeri karena dia harus selalu latihan (senam)," katanya.
Di bawah 'Hukum Pengembalian', seseorang diterima sebagai warga Israel jika memiliki setidaknya satu kakek atau nenek Yahudi. Ayah Dolgopyat memang seorang Yahudi, namun Angela tidak. Di bawah 'halacha' atau hukum Yahudi, seseorang harus memiliki ibu Yahudi untuk diterima sebagai penganut Yahudi.
Hukum ini pula yang menyebabkan puluhan ribu warga, mayoritas eksodus dari bekas negara pecahan Uni Soviet, tinggal di negara itu, bahkan bertugas sebagai tentara, namun tak punya hak untuk menjalankan ritual Yahudi dalam pernikahan maupun pemakaman.
Israel tidak memiliki sistem pernikahan sipil. Pernikahan Yahudi harus dilakukan oleh seorang rabi yang mendapat wewenang dari Kepala Rabbinat. Pasangan Muslim dan Kristen juga harus menikah menurut agama masing-masing.
Pasangan sesama jenis, berbeda agama, serta warga Israel yang tidak dianggap Yahudi berdasarkan halacha, tidak bisa menikah di Israel. Mereka harus menikah di luar negeri untuk mendapatkan status.
Upaya untuk melegalkan pernikahan sipil berulang kali gagal karena ditentang partai-partai ultra-Ortodoks yang memiliki pengaruh besar secara politik.
Editor : Anton Suhartono
[Category Opsi Informasi, Olahraga]
[Tags Featured, Olimpiade Tokyo, Olimpiade 2020]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar