Pelajaran dari Perginya Carlos Fortes: Liga 1 Harus Sinkron dengan Kalender Sepak Bola Dunia - Semua Halaman - Bolasport
Pelajaran dari Perginya Carlos Fortes: Liga 1 Harus Sinkron dengan Kalender Sepak Bola Dunia - Semua Halaman - Bolasport.com
Pemain PSIS Semarang, Carlos Manuel Dos Santos Fortes (Fortes), Setelah Mencetak Gol Ke Gawang Persikabo 1973 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat (20/10/2023). (TOMMY NICOLAS/BOLASPORTCOM)
BOLASPORT.COM - Kepergian Carlos Fortes dari Liga 1 menguak permasalahan lain dalam jadwal Liga 1 2023/24 yang terlalu panjang dan tak sesuai kalender dunia.
Carlos Fortes memberi kabar buruk nan mengejutkan pada fans PSIS Semarang sesudah laga pertama di tahun 2024.
PSIS masih memiliki sisa 11 pertandingan, berada di posisi terakhir zona championship, dan hanya berjarak empat poin dari klub di bawahnya.
Semua itu harus dilakoni Mahesa Jenar tanpa striker andalan yang sudah membela tim sejak musim lalu.
Fortes sejatinya terbilang underperform bersama klub berkostum biru.
Ia hanya mencetak tiga gol di Liga 1 musim lalu, musim yang diwarnai dua cedera panjang gara-gara cedera pada laga pramusim.
Torehannya membaik pada musim ini, dengan 10 gol dalam 20 pertandingan.
Saat ia terlihat akan menjalani musim terbaik bersama PSIS, perpisahan harus terjadi.
Manajemen PSIS mengumumkan penyerang berjuluk “Cak Sodiq” itu akan meninggalkan tim setelah laga melawan Persebaya Surabaya, Selasa (30/1/2024).
Baca Juga: Jika Ada Pemain Timnas U-20 Indonesia yang Menonjol, Indra Sjafri Mohon Jangan Diekspos
Fortes menyebut alasan keluarga untuk menerima tawaran lebih tinggi dari klub lain, kemungkinan di Portugal.
Tanpa Fortes, pelatih Gilbert Agius praktis tak memiliki penyerang asing.
Pemain asing di sektor serang hanya menyisakan tiga, semuanya berposisi winger.
Mereka adalah Taisei Marukawa, Vitinho, dan Gali Freitas.
Saat Fortes tak bermain dalam tiga laga akibat kartu merah pada awal musim, Septian David Maulana dan Rizky Dwi Pangestu bermain sebagai ujung tombak.
Nama terakhir sedang dipinjamkan ke klub Liga 2 Bekasi City, sehingga tak bisa membantu tim.
Melihat Persija Jakarta yang kesulitan tanpa striker asing (tak menghitung Marko Simic) pada putaran pertama, suporter PSIS bakal menatap sisa musim yang mengkhawatirkan.
Bagaimana mengganti peran Fortes akan menjadi masalah PSIS, tetapi bagaimana striker Portugal itu meninggalkan Liga 1 menjadi masalah bersama.
Itu berarti meliputi PT LIB, PSSI, hingga klub-klub Liga 1 lainnya.
Fortes hengkang pada periode bursa transfer Eropa, sedangkan periode transfer di Indonesia sudah tutup buku.
PSIS tak akan bisa merekrut pemain pengganti karena bursa transfer tengah musim sudah berlalu sejak November.
Masalah ini terjadi karena PSSI dan PT LIB tidak menggelar kompetisi berdasarkan kalender sepak bola dunia.
Klub tujuan Fortes berada dalam kompetisi yang menganut penanggalan transfer Eropa, yaitu bursa transfer musim panas (Juli-Agustus) dan musim dingin (Januari).
Adapun di Liga 1 musim ini, bursa transfer dilakukan pada Juni-Juli dan November.
Di Eropa, umumnya kompetisi dilangsungkan pada Agustus hingga Mei.
Baca Juga: Cedera Mo Salah Bisa Jadi Lebih Buruk, Juergen Klopp Tak Ingin Buru-Buru
Sementara itu di Liga 1 musim ini, kompetisi digelar pada Juli hingga April (babak reguler).
Liga 1 dimainkan dalam periode yang tak sinkron dengan kalender dunia.
Itu membuat klub Indonesia dalam posisi tak diuntungkan (disadvantage) perihal transfer pemain.
Wakil Presiden Persija, Ganesha Putera, telah menyuarakan isu ini sejak awal musim.
"Seperti yang kita tahu banyak pemain yang baru selesai di liga negara lain (terutama Eropa)," jelas Ganesha pada Juni.
"Sedangkan di Indonesia (latihan) pramusim sudah dilakukan sehingga saat ini belum memungkinkan untuk pemain rekrutan bisa langsung gabung sejak pramusim, sebab, mereka butuh (libur) off season," ujarnya.
Pada awal musim, klub Indonesia kesulitan merekrut pemain incaran dari Eropa karena mereka baru saja menuntaskan musim.
Pada pertengahan musim, klub Indonesia terancam digembosi klub asing karena perbedaan periode bursa transfer.
Fortes hanya satu contoh. Andai saja David da Silva, Stefano Lilipaly, atau Elias Dolah direkrut mengikuti langkah Fortes, gembos sudah klub-klub papan atas negeri ini.
Situasi ini mirip dengan yang terjadi di Liga Inggris pada 2018-2019.
Otoritas Premier League sempat mengambil kebijakan menutup bursa transfer musim panas lebih dini pada awal Agustus.
Dampaknya, klub Inggris rawan dilemahkan oleh klub Eropa lain yang periode transfernya berlangsung hingga akhir Agustus.
“Saya hanya berpikir itu (bursa transfer di tiap negara) harus ditutup pada waktu yang sama,” ujar Juergen Klopp pada Agustus 2019.
“Ketika mereka bicara tentang ‘Ayo kita selesaikan sebelum musim dimulai sehingga semua orang tahu skuad finalnya’, itu adalah ide bagus. Tapi ketika yang lain (liga-liga Eropa) tidak mengikuti, maka itu menjadi omong kosong.”
CEO PSIS Yoyok Sukawi barangkali akan mengutip Klopp setelah kehilangan mesin golnya.
Baca Juga: Agenda Hokky Caraka setelah Bela Timnas Indonesia di Piala Asia 2023, Kapan Gabung PSS Sleman?
Saya sudah menyoroti jadwal Liga 1 musim ini yang terlalu panjang, berlangsung hingga 11 bulan.
Dalam jadwal panjang tersebut, klub dirugikan karena periodisasi kompetisi (pramusim-musim-pascamusim) berlangsung lebih dari masa kontrak pemain (12 bulan).
Melalui kasus Fortes, penjadwalan musim ini sekali lagi terlihat kelemahannya: bursa transfer tak sinkron dengan kalender dunia.
Saat Shin Tae-yong mengatakan harus ada perbaikan kualitas kompetisi setelah membawa timnas Indonesia menembus 16 besar Piala Asia 2023, PSSI bisa memulai dengan jadwal liga yang rapi dan menyesuaikan kalender AFC dan FIFA.
Agar tak ada lagi kasus Fortes, agar tak ada lagi klub Indonesia digembosi klub asing di tengah musim.
Baca Juga: Bergerak Cepat di Liga 1, Demi Prestasi Timnas Indonesia di Masa Depan
Komentar